OPINI

Setop Anti Asia di Amerika, Tingkatkan Kesadaran Warga dengan Tagar #StopAsianHates

OLEH : Tanti Andriyani (Mahasiswi Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN)

BELAKANGAN ini seluruh media tengah di hebohkan dengan tagar #stopasianhates. Seperti yang kita ketahui, isu diskriminasi dan rasisme terhadap orang asia sedang ramainya menjadi perbincangan dunia beberapa waktu ini terutama di Amerika Serikat. Banyak kasus yang diterima hingga saat ini mengenai tindakan diskriminasi dan rasisme, akan tetapi tindakan terhadap orang asia tersebut bukanlah suatu hal yang baru.

Stop AAPI Hate yang merupakan lembaga non-profit di Amerika Serikat, menerima lebih dari 3.000 laporan insiden Anti-Asian yang dituju kepada orang Asia-Amerika secara nasional dari Maret 2020 sampai Februari 2021.

Dikarenakan kasus diskriminasi dan rasisme terhadap orang Asia-Amerika semakin meningkat, alih-alih pandemic Covid-19 dianggap oleh banyak tokoh fanatik sebagai “Chinavirus” dan “Kung Flu” sepanjang tahun 2020 hingga sekarang.

Seperti yang disebutkan, dengan adanya stereotip dan informasi yang tidak akurat tentang budaya asia, seluruh orang asia harus merasakan dampaknya.

Puncak kasus diskriminasi dan rasisme terhadap orang Asia-Amerika terjadi setelah penembakan massal yang dilakukan oleh seorang pria bersenjata yang telah menembak dan membunuh delapan orang di tiga spa berbeda di Atlanta, Amerika Serikat.

Enam diantaranya adalah seorang asia dan dua diantaranya orang kulit putih. Sebelum penembakan yang terjadi di Atlanta, beberapa kasus yang dipublikasi tentang diskriminasi dan rasisme di kota-kota seluruh negeri.

Dilansir dari laman The New York Times, sebuah kasus yang menimpa seorang wanita Filipina berusia 65 tahun yang disiksa oleh seorang pria tertangkap dalam video pengawasan di New York.

Selain itu, beberapa kasus diskriminasi dan rasisme lainnya dialami oleh seorang wanita Asia-Amerika Grace Meng dalam wawancaranya bersama Haive Vanity Fair.

Grace Meng mengungkapkan tindakan diskriminasi dan rasisme yang dialaminya saat dia menerima banyak pesan suara dari orang-orang yang memberitahunya, antara lain “ Kamu terlihat seperti Chinavirus”, “Aku akan menelepon FBI dan memasukkanmu ke penjara”, dan “Ini bukan rasisme, ini kebenaran”.

Dengan semakin meningkatnya kasus diskriminasi dan rasisme yang terjadi di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden dalam pidatonya memperingati pandemic COVID minggu lalu.

“Pada saat ini, begitu banyak dari mereka, sesama orang Amerika berada di garis depan dalam pandemic ini mencoba menyelamatkan nyawa masih – masih dipaksa untuk hidup dalam ketakutan akan nyawa mereka hanya dengan berjalan di jalanan Amerika”, “Itu salah, ini bukanlah Amerika, dan itu harus dihentikan” Presiden Joe Biden dalam pidatonya yang dikutip dari NBCNEWS.com.

Di Indonesia sendiri isu diskriminasi dan rasisme terhadap orang Asia sangat jarang dibahas. Bukan tidak adanya rasa empati terhadap sesama orang Asia, masyarakat Indonesia yang tinggal di tanahnya sendiri tidak pernah mengalami isu diskriminasi dan rasisme.

Tetapi dengan memuncaknya kasus deskriminasi dan rasime terhadap orang Asia di Amerika Serikat, masyarakat Indonesia harus mengeluarkan suara dan melakukan tindakan seperti melalui tagar #stopasianhates. Dengan banyaknya stereotip dan informasi yang tidak akurat mengenai orang Asia, seluruh orang Asia harus merasakan akibatnya.

Kata “Anti Asian” bukan hanya tertuju kepada orang China yang mana belakangan ini kata-kata tidak pantas seperti “Chinavirus” dan “Kung Flu” sering dilontarkan kepada orang Asia di Amerika Serikat. Tetapi kata tersebut juga dilontarkan kepada non-China. Seperti sebuah insiden yang dialami mahasiswa muslim berdarah Asia yang didiskriminasi oleh seorang pria di sebuah Kota di Amerika Serikat.

Kita Sebagai orang Asia harus sadar dan menolak hal tidak pantas tersebut, karena masyarakat Asia bukan hanya orang China saja melainkan seluruh kalangan ras, agama, dan budaya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button