SYARIAH

Rasulullah Lahir Alam pun Gembira

 Kelahiran manusia yang begitu mulia, Muhammad Rasulullahi Shollollohuálaihi Wassallam, membuat umat dunia begitu bersuka cita da gembira. Bahkan alam semesta pun mepertontonkan kesejukan dan rasa bahagia yang tergambar dari keindahan alam di segela penjuru bumi.

Kelahiran Rasulullah SAW merupakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam Islam. Tak hanya penduduk langit yang bergembira, penduduk bumi dan alam semesta juga bersuka cita menyambut manusia paling Agung ini.

Dialah  manusia pilihan yang menjadi pemimpin para Nabi dan manusia. Ada peristiwa menarik saat Beliau yang mulia Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (SAW) lahir ke dunia. Dalam Sirah Nabawiyah karya Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury yang bersumber dari Kitab Ar-Rahiqul Makhtum diceritakan kisah milad (kelahiran) Rasulullah SAW. Saat kelahiran Beliau SAW ternyata ada banyak peristiwa dahsyat.

*Kabilah Besar*

Rasulullah SAW dilahirkan di tengah kabilah besar, Bani Hasyim di Mekkah   Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal, tahun pertama kedatangan pasukan gajah yang dipimpin Abrahah atau 40 tahun dari berlalunya kekuasaan Kisra Anusyirwan.

Ibnu Sa’ad meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah SAW berkata: “Ketika aku melahirkannya, dari ‘’farajku’’ keluar cahaya yang menerangi istana-istana negeri Syam”. Imam Ahmad, ad-Darimi dan selain keduanya juga meriwayatkan versi yang hampir mirip dengan riwayat tersebut.

Adapun peristiwa yang terjadi saat Nabi lahir menunjukkan adanya irhashat (tanda-tanda awal yang menunjukkan kenabian). Diriwayatkan oleh Ath-Thabari, Al-Baihaqi, peristiwa yang dimaksud di antaranya: Runtuhnya 14 balkon istana kekaisaran. Padamnya api yang sekian lama disembah kaum Majusi.  Hancurnya gereja-gereja di sekitar Danau Saawah setelah airnya menyusut.

Setelah Beliau SAW dilahirkan, beliau dikirim ibundanya ke rumah kakeknya, ‘Abdul Muththalib dan menginformasikan kepadanya berita gembira perihal cucunya itu. Kakeknya langsung datang dengan sukacita dan memboyong cucunya itu masuk ke Ka’bah; berdoa kepada Allah dan bersyukur kepadaNya.

Kemudian memberinya nama ‘Muhammad’, nama yang tidak populer di kalangan bangsa Arab kala itu. Pada hari ke tujuh kelahirannya, dia mengkhitan beliau SAW sebagaimana tradisi yang berlaku di kalangan bangsa Arab.

Perempuan pertama yang menyusui Rasulullah SAW setelah ibundanya adalah Tsuaibah. Perempuan ini merupakan budak wanita Abu Lahab yang saat itu juga tengah menyusui bayinya bernama Masruh. Sebelumnya, dia juga menyusui Hamzah bin ‘Abdul Mutthalib, kemudian Abu Salamah bin ‘Abdul Asad Al-Makhzumi setelah beliau SAW.

  Di tahun inilah, Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah dan dibesarkan sebagai anak yatim karena Abdullah, ayah Nabi Muhammad, wafat sebelum Rasulullah SAW lahir. Beberapa tahun setelah menghabiskan waktu dengan ibunya, Aminah, Nabi Muhammad SAW kemudian dibesarkan oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib.

Sayangnya, umur kakeknya pun juga hanya sebentar. Setelah dua tahun dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Mutholib meninggal pada umur Rasul yang kedelapan dan Nabi diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Abu Thalib dikenal dengan orang yang dermawan walaupun hidupnya fakir atau tidak mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Hanya dengan keadaan tersebut, Nabi Muhammad SAW dapat berkembang dan tumbuh dengan pamannya.

Sebelum menjadi seorang Rasul, Nabi Muhammad telah mendapatkan beberapa karunia istimewa dari Allah seperti wajahnya yang bersih dan bersinar yang mengalahkan sinar bulan.

Pada saat Rasul ingin mendapatkan wahyu pertamanya, Rasul mendapatkan sebuah mimpi Malaikat Jibril menghampirinya. Rasul pun menyendiri di Gua Hira tepatnya di sebelah atas Jabal Nur. Disitulah Rasul diperlihatkan bahwa mimpinya adalah benar.

Malaikat Jibril pun datang kepada Rasul dan turunlah wahyu yang pertama yang ia bawakan dari Allah SWT,  Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq, 1-4)

Walaupun Nabi merasa ketakutan, disitulah kisal rasul dimulai. Disitulah tempat datangnya Nabi yang terakhir yang akan membawa kedamaian untuk seluruh umat.

 Setelah mendapatkan wahyu yang pertama, Nabi kemudian melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Adapun orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya adalah Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah.

 Setelah beberapa tahun melakukan dakwah secara diam-diam, turunlah perintah Allah SWT dalam surat al-hijr ayat 94 dan memerintahkan Nabi untuk berdakwah secara terang-terangan. Artinya: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”

 

Pada zaman Rasulullah SAW di tahun pertama di Madinah itu, Nabi dan para sahabatnya beserta segenap kaum muhajirin (orang-orang Islam Quraisy yang hijrah dari Mekah ke Madinah) masih dihadapkan kepada bagaimana menjalankan usaha penghidupan di tempat baru tersebut.  Hal ini dikarenakan, selain memang tidak semua di antara mereka orang yang berkecukupan, kecuali Usman bin Affan, semua harta benda dan kekayaan yang mereka miliki juga ditinggal di Mekah.(*)

Penulis/Editor: Bangun Lubis

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button