NASIONALPALEMBANGSUMSELSYARIAH

Rais Syuriyah PWNU Sumsel Nilai Ceramah UAS Tentang Salib Khilaf

BritaBrita.com, Palembang-Ustaz Abdul Somad (UAS) dinilai Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Selatan (Sumsel) hanya khilaf semata.

Rais Syuriyah PWNU Sumsel, KH Affandi mengatakan, jika seorang penceramah juga seorang manusia yang tidak lepas dari kesalahan. “Apa yang saya ikuti dari yang disampaikan dia selama ini baik-baik saja, mungkin terjebak khilaf, manusia kadang-kadang keliru,” jelas dia ketika ditemui di Kantor PWNU Sumsel, Rabu (21/8/2019).

Sikap seorang ulama menurut KH Affandi haruslah menyejukan dalam ceramah, karena apa yang disampaikan juga dalam porsi mewujudkan Islam Yang Rahmatan lil alamin sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW. “Selama ini kan positif, insyallah dia (UAS) orang yang baik,” jelasnya.

Sedangkan soal laporan ke Bareskrim, Affandi meminta semua pihak menyerahkan proses hukum tersebut ke kepolisian untuk menilai dari segi hukum bersalah atau tidaknya.

“Kalau soal laporan ke polisi saya tidak tahu sejauh mana. Polisi ada hak untuk menyelidiki dan menghukum salah atau tidak. Mungkin hanya keliru,” jelasnya.

Affandi meneruskan, sebagai bangsa yang besar dengan keanekaragaman manusianya, dari ragam suku dan bangsa maka penting bagi setiap pemuka agama untuk memberikan contoh menyejukan dan tidak boleh saling menjatuhkan antar agama.

“Toleransi harus kita bangun apa lagi kita menuju dan kembali kepada tauhid, semua mahluk hidup adalah ciptaan Allah, buat apa kita cerca, Allah saja masih memberikan kesempatan hidup dan memberikan rejekinya,” ujarnya.

Jika sudah memahami Tauhid maka setiap orang dapat hidup sesuai dengan jalan Allah, dan perpecahan dapat dihindari.

“Kalau kita sesuai jalan Allah damai-damai saja, sebab jelas Rasul saja hidup berdampingan dengan non Muslim. Kecuali dia musuh kita dan menyerang, baru boleh kita musuhi,” jelasnya.

Selain itu, menurut Affandi jejak Rasulullah, yang harus dipahami ketika mengingat toleransi yang harus dibangun di Indonesia saat ini, yakni, ketika membangun Madinah.

“Toleransi di Madinah itu luar biasa, Nabi Muhamamd bahkan merangkul orang-orang kafir. Kafir itu dibagi-bagi jenisnya. Kita tinggal di Indonesia sudah kesepakatan untuk menjaga toleransi,” jelasnya.

Affandi mencontohkan jika di kampung dia berdiri Pondok Pesantren yang bersebelahan langsung dengan gereja dan Muhammadiyah. Namun, belum pernah ada bentrok karena saling menghormati satu sama lain.

Affandi meminta masyarakat tidak terpancing untuk berlaku di luar kendali. Dirinya memastikan jika ceramah tersebut merupakan ke khilafan dari Ustad Abdul Somad.

“Ceramah itu jelas khilaf, sebab tugas ulama harus seperti Nabi kita Muhammad. Untuk masyarakat jangan sampai terpancing, seharusnya kita nahdiyin harus menahan diri. Toleransi penting, kita kembalikan kepada Allah,” jelasnya.

Reporter : Maulana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button