PALEMBANGSUMSEL

46 Desa di Sumsel Belum Teraliri Listrik. Ini Kata Gubernur

BritaBrita.com,Palembang
Sebanyak 46 desa di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) belum menikmati listrik. Hal ini diungkapkan General Manager PT PLN S2JB Daryono saat diwawancarai usai Peringatan Hari Listrik Nasional ke 74, Senin (28/10/2019).

Daryono mengatakan, rasio elektrifikasi di Sumsel baru mencapai 98 persen, dimana masih ada 46 desa yang belum teraliri listrik hingga saat ini. Namun di akhir 2019 ini, rencananya 16 desa akan teraliri listrik. Sebarannya ada 6 desa di Banyuasin, 7 desa di Musi Banyuasin, 1 desa di Ogan Ilir dan 2 desa di OKU Selatan.

“Tahun ini kita targetkan 27 desa menyala, 11 desa sudah dialiri listrik. Tinggal 16 desa menyusul hingga akhir tahun ini,” katanya

27 desa yang ditarget menyala ditahun ini tidak ada masalah, hanya memang dalam proses. Sementara desa yang menurut PLN bermasalah, ada 30 desa lagi. Dimana 4 diantaranya berada di kawasan hutan lindung. Yakni 2 desa di Musi Banyuasin dan 2 desa lagi di Banyuasin.

“Untuk daerah ini, kami tidak bisa melakukan pengaliran listrik, karena ada aturan yang berlaku dari pemerintah pusat. Karenanya kami meminta kepada ESDM untuk membantu, salah satunya dengan menyediakan PLTS di desa tersebut,” ujar Darsono.

Darsono mengungkapkan, Selain itu, juga ada masalah yang cukup berat yakni desa-desa yang berada di kawasan perairan. Seperti di Ogan Komering Ilir dimana sulit bagi PLN untuk memasang infrastruktur listrik. Karena itu, ditarget 2020 mendatang desa-desa yang berada di perairan dapat teraliri listrik.

“2020 nanti kita usahakan agar 100 persen desa teraliri listrik,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengatakan, desa yang belum teraliri listrik di Sumsel berada di kawasan hutan lindung di sejumlah daerah di Sumsel, selain di kawasan hutan lindung, juga berada di kawasan perairan sehingga akses masuk listriknya sulit dijangkau. Penyebarannya berada di Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Musi Rawas dan Ogan Komering Ulu Selatan.

“Karena faktor lokasi itulah yang membuat PLN tidak bisa memasang listrik di area tersebut. Dan juga karena terbentur aturan yang tak memperbolehkan untuk ada tiang listrik di kawasan hutan lindung. Di Sumsel masih ada puluhan desa yang belum bisa teraliri listrik ini menjadi perhatian kita mencari cara bagaimana desa desa ini teraliri listrik,” katanya

Sebagai solusi pihaknya meminta PLN untuk memasang PLTS di area kawasan hutan lindung. “Kita harapkan ada CSR untuk membangun PLTS di kawasan hutan lindung. CSR nya dari mana, CSR nya saya harapkan dari PLN,” ujar Deru

Deru mengungkapkan, teralirinya listrik untuk seluruh masyarakat Sumsel mewujudkan pemerataan ekonomi. Sumsel sebagai salah satu provinsi penghasil energi di Indonesia patut untuk memprioritaskan masyarakatnya terlebih dahulu dibandingkan mengirim ke daerah lain.

“Tahun 2020 harus 100 persen benar. Kalau tidak bisa pakai jaringan kita (PLN), pakai tenaga surya. Kalau masih tidak bisa juga, pakai PLTD. Sebanyak puluhan desa lagi diyakini bisa dikejar, meskipun mekanisme izinnya panjang, apalagi untuk daerah perairan, saya akan dukung PLN untuk 100 persen listrik di Sumsel ini. Koordinasi kalau butuh bantuan,” ungkapnya

Dijelaskannya, pada tahun 2020 mendatang segera akan terang benderang, menyusul kapasitas pembangkit ketenagalistrikan di Sumsel mencapai 2.168,44 MW (Mega Watt) berasal dari 18 pembangkit milik PLN dan IPP (Independent Power Producer) sehingga menjadikan sumber listrik di provinsi ini dalam keadaan stabil dan mencukupi kebutuhan.

“Saya nilai kinerja, PLN di Wilayah Sumbagsel sudah ada peningkatan dan inj dibuktikan dengan sudah berkurang pemadaman dan terpenuhinya kebutuhan listrik bagi sejumlah desa di Sumsel yang selama ini sama sekali belum terjamah penerangan listrik yang disuplay PLN,” jelasnya.

Reporter : Maulana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button