Kisah Si Anwar Manusia Patung Silver : Lebih Baik Begini Daripada Nyopet
BritaBrita.com,Palembang – Sejak masa pandemi Covid-19 merebak di dunia termasuk Indonesia, hampir seluruh lapisan masyarakat terdampak kesulitan ekonomi. Misalkan Anwar (48) salah satu dari sekian juta masyarakat Indonesia yang terdampak akibat pandemi.
Anwar yang dulunya bekerja sebagai buruh bangunan terpaksa mencari pekerjaan lain untuk menopang hidupnya, seperti sekarang menjadi manusia patung silver di Palembang sejak dimulai pandemi Covid-19 awal bulan maret 2020 tadi.
“Sejak pandemi nih, tak ada lagi panggilan untuk bangun rumah. Mau tak mau cari pekerjaan lain untuk istri dan anak,”katanya, Rabu (8/7/2020).
Walaupun sulit mencari pekerjaan, ia tetap mencari pekerjaan yang halal daripada melakukan tindak kriminal yang merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Ia mengaku tak memiliki motif khusus saat beraksi menjadi manusia silver. Namun, menjadi kepala keluarga yang memiliki istri dan satu anak yang sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) ini harus mengambil pekerjaan apapun demi mencukupi kebutuhan keluarga.
“Dari pada kita nyopet atau kriminal lainnya, yah mending begini. Kita ga maksa minta seperti pengemis. Orang mau kasih ya alhamdulillah, tidak ya tidak kenapa. Pernah dapet 80 ribu hingga 150 ribu, tapi itu belum termasuk sokongan beli bahan dan makan ,”ungkapnya saat ditemui langsung di lokasi lampu merah simpang lima DPRD Provinsi Sumatera Selatan.
Sebagai manusia patung silver, sekujur tubuh bapak anak satu ini seperti diguyur cat berwarna perak mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia memilih bertelanjang dada dan memakai celana pendek namun tak memakai alas kaki. Anwar memilih beraksi di sekitaran lampu merah simpang lima DPRD Provinsi Sumatera Selatan.
Ia mengaku, menjadi manusia patung silver pun harus tetap mengeluarkan modal untuk membeli bahan cat yang dilumuri keseluruhan badan. Ia beserta rekannya membutuhkan cat sablon satu kilogram cat sablon dan bedak tabur untuk empat orang. Juga membutuhkan sabun cair untuk membersihkan seluruh anggota tubuh yang sudah dilumuri cat.
“Kita disini gantian, ada shift nya. Kalo saya bagian sore dari jam 15.00 hingga 18.00 WIB menjelang adzan magrib. Ada 4 orang di setiap lampu merah,” kata Anwar yang tinggal di daerah Jalan Aerobic.
Saat melakukan aksinya, manusia patung silver berdiri tegap di trotoar atau pinggir lampu merah dengan membawa wadah ember untuk menampung uang yang diberi oleh pengendara. Tak hanya berdiri mematung saja, Anwar dan rekannya juga berjalan menuju mobil atau motor yang berhenti di lampu merah sambil memberi hormat ke pengendara.
Sayangnya, aksi manusia silver terkadang menjadi terkendala karena ditangkap polisi unit reskrim.
“Kita kan tertib, tidak ganggu jalan, tidak mengemis pula. Kenapa ditangkap. Harusnya itu kita dibina bukannya di tangkap dan malah meminta uang tebusan agar kami yang ditangkap bisa bebas,”katanya.
Reporter : Tri Jumartini Ilyas