Uncategorized

Survei Median: Elektabilitas Jokowi Stagnan, Prabowo Tumbuh Lambat

BritaBrita.com,JAKARTA-Senin (21/1) siang ini, Media Survei Nasional atau akrab disebut Median merilis hasil survei terkait elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres jelang Pemilu 2019 pada 17 April 2019. Hasil survei ini sendiri disampaikan oleh Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat.

“Hasil survei ini melibatkan 1.500 responden dan kami lakukan di ke-34 provinsi di Indonesia. Periode survei sendiri kami lakukan pada 6-15 Januari 2019, dengan data yang sudah kami olah selama tiga hari, sebelum akhirnya kami sampaikan ke publik pada hari ini,” ujar Marbun kepada wartawan yang hadir di konferensi pers.

Lalu, apa saja hasil survei dari Median tersebut?

1. Elektabilitas Jokowi stagnan, sementara Prabowo tumbuh tapi lambat

Menitikberatkan kepada elektabilitas kedua paslon sampai bulan Januari 2019, Median melaporkan data yang menarik. Pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin memiliki elektabilitas senilai 47,9 persen, sementara pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memiliki elektabilitas senilai 38,7 persen. Di data tersebut juga dilampirkan bahwa sebanyak 13,4 persen responden masih belum menentukan sikap.

Dipaparkan oleh Rico, ia menyebutkan bahwa elektabilitas antara kedua paslon alami perubahan yang menarik. Di survei pertama Median pada November 2018, paslon 01 punya elektabilitas senilai 47,7 persen, yang artinya dalam dua bulan, paslon 01 hanya bertambah 0,2 persen. Nilai ini disebutkan Rico sebagai wujud stagnansi elektabilitas dari paslon 01.

Sementara dari kubu 02, disebutkan Rico mengalami pertumbuhan tapi sangat lambat. Pada November, paslon 02 memiliki elektabilitas senilai 35,5 persen, yang mana jika melihat elektabilitas mereka di Januari, artinya paslon 02 alami pertumbuhan senilai 3,2 persen.

Jarak elektabilitas yang menipis juga diprediksi Rico akan membuat persaingan menuju April akan sangat seru. “Sekarang ini, jarak elektabilitas kedua kubu ada di angka 9,2 persen. Angka ini tidak bisa dibilang dominan, walau tak bisa juga disebut jarak yang tipis. Ini yang membuat persaingan menuju April akan sangat menarik,” ujar Rico.

2. Jokowi unggul di para pemilih yang tidak tamat Sekolah Dasar, sementara Prabowo unggul di para pemilih lulusan universitas

Data menarik lain dari survei Median adalah latar belakang pendidikan para pemilih kedua paslon. Jokowi unggul telak di para pemilih yang tidak mengenyam pendidikan sampai tamat Sekolah Dasar. Nilai persentase Jokowi ada di angka 55,1 persen, sementara Prabowo ada di nilai 31,3 persen.

Sementara di sisi lain, untuk para pemilih dengan latar belakang pendidikan lulusan universitas, Prabowo unggul cukup jauh. Prabowo memiliki persentase senilai 58,0 persen, sementara Jokowi ‘hanya’ miliki nilai 35,9 persen.

3. Prabowo-Sandiaga unggul elektabilitas di sektor media sosial

Satu poin menarik lain adalah keunggulan mutlak paslon 02 di mana mereka sangat dominan di ranah media sosial. Di tiga kanal media sosial populer yakni Facebook, Twitter, dan Instagram, Prabowo unggul di ketiga kanal tersebut. Di Facebook, Prabowo unggul dengan persentase 47,6, sementara Jokowi ada di nilai 39,8.

Sektor Twitter, Prabowo unggul dengan persentase 50,4 persen berbanding Jokowi dengan nilai 38,1 persen. Terakhir, di Instagram, Prabowo kembali unggul kali ini dengan angka melebih 50 persen yakni 51,7, berbanding dengan Jokowi senilai 37,6 persen.

4. Hal-hal yang membuat Jokowi masih unggul elektabilitas sampai Januari 2019

Disebutkan oleh Rico, tingkat kepuasan rakyat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi sebenarnya masih di angka yang relatif aman yakni 51,9 persen. Tapi, disebutkan Rico, angka ini sedikit tricky karena nilainya tidak bisa disebut dominan, walau tak elok juga disebut rendah karena di atas 50 persen.

Beberapa hal yang membuat Jokowi unggul adalah pembangunan infrastruktur yang dipilih oleh 24,8 responden, sementara sisanya adalah akses ke kesehatan gratis, dan dana bantuan desa yang disebutkan Rico mulai meningkat di periode Desember-Januari ini.

Sementara itu, kesuksesan Asian Games 2018 hanya ada di nilai 0,3 persen pada tingkat kepuasan, sementara keberhasilan divestasi saham Freeport juga hanya menyumbang 0,2 persen.

5. Hal-hal yang perlu diperbaiki oleh Prabowo untuk menaikkan elektabilitas

Beberapa hal yang disebutkan oleh Median terkait kenapa paslon 02 mengalami pertumbuhan elektabilitas yang lambat, salah duanya disebutkan Rico karena pengaruh paslon 02 yang belum beri bukti nyata.

“Salah satu yang membuat elektabilitas Prabowo tumbuh cukup lambat sebenarnya karena beliau belum pernah ada di pemerintahan,” ujar Rico.

Data dari Media sendiri menyatakan bahwa 14,9 persen pemilih tidak akan memilih Prabowo saat ini karena belum punya bukti kerja nyata. Sementara 7,4 persen pemilih lainnya tidak memilih Prabowo karena visi-misi paslon 02 yang dianggap tidak jelas. Selain itu, ada 81,9 persen pemilih yang tidak setuju ketika Prabowo menyebutkan jika ia dan Sandiaga Uno kalah di Pemilu, Indonesia akan bubar. (Sumber: IDNTimes)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button