MUTIARA ISLAM

Kenapa Hati Bisa Mati

Britabrita.com — Rasulullah Saw bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari Muslim).

Sesungguhnya orang yang melakukan dosa, maka menghitamkan hati. Jika dia bertaubat, maka dibersihkan hatinya.

Itulah makna hakiki firman Allah dalam QS. Al Muthaffifin ayat 14.

“Sekali kali tidak demikian. Sebenarnya, apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.”

Dalam sebuah Atsar ditandaskan, Barangsiapa merasa senang menjalankan kebaikan, dan merasa sedih menjalankan kejahatan, maka ia adalah orang yang beriman.

Sebaliknya, hati yang suka dihinggapi kotoran kemaksiatan, tidak merasa sedih menjalankan perbuatan maksiat dan kotoran jiwa, maka itulah hati yang mati dan buta.

Ibrahim bin Adham menyatakan di antara tanda-tanda hati yang mati dan buta.

– Mengaku mengenal Allah, tetapi tidak menunaikan hak hak Nya.

– Mengaku cinta Rasulullah Saw, tetapi diabaikan Sunnah nabinya.

– Membaca Alquran, tetapi tidak mempraktekkan kandungan nya, serta menerapkan hukum hukum Allah yang termaktub di dalamnya.

– Memakan nikmat nikmat yang dikaruniakan Allah, tetapi tidak mensyukuri atas pemberiannya.

– Mengaku setan itu musuh, tetapi justru sering mematuhi dan mengikuti bisikannya.

Ulama lainnya menuturkan, sejatinya yang disebut hati mati ialah yang tidak mengenal dengan Rabbnya, tidak melakukan ibadah sesuai dengan apa yang diperintahkan Nya dan dicintai Nya.

Bahkan selalu memperturutkan nafsu syahwat serta kenikmatan yang hingar bingar dunia, mesti mengerti bahwa hal itu amatlah dimurkai oleh Allah dan dibenci Nya.

Ia tidak pernah peduli tatkala memuaskan diri dengan nafsu syahwatnya.

Ia menghambakan diri dalam segala citra kepada selain Allah.

Apabila ia mencintai maka cintanya karena nafsu.

Apabila dia membenci maka bencinya karena nafsu

Apabila ia memberi maka itu karena nafsunya

Apabila ia menolak maka tolakannya atas dasar nafsu.

Maka nafsu sangat berperan dalam diri nya, dan lebih ia cintai daripada ridho Allah.

Kearifan dan hidup nya hati mu dapat dilihat dari perbuatan di setiap jejak aktivitas hidupmu.

Hati yg hidup dan arief akan tampak pada raut wajahmu.

Cahaya wajah dan perilakumu akan mencerminkan hidupnya hatimu.

Jika benar hatimu telah jauh dari dosa dan maksiat akan tampak dalam sikap dan cara bicaramu.

Bukankah ucapan seseorang terkias dengan jelas dalam susunan kata kata nya.

Hati yang hidup akan memendarkan penuturan kata dan kalimat yang dipilih saat bicara, halus, jujur, ikhlas dan tidak berbelit.

Sebaliknya hati yang mati, menyembul dari kata dan kalimat pedas, congkak, serta jauh dari kesejukan dan kesantunan.

Itulah gambaran nyata hati yang hidup dan yang mati.

Ketahuilah bahwa hati yang beriman adalah hati yang hidup, sedang hati yang jauh dari nilai nilai keimanan adalah hati yang mati.

Hati yang hidup oleh recik-recik keimanan menumbuhkan kebaikan dan ketaatan, hati yang tertutup dari keimanan akan menumbuhkan keburukan dan kemaksiatan.

Ibnu Mas’ud menuturkan ..

Orang yang benar benar beriman, ketika melihat dosa dosa nya, seperti ia sedang duduk dibawah gunung. Ia kuatir kalau kalau gunung itu jatuh menimpanya.

Adapun orang munafik, ia memandang dosa dosa nya seperti menghalau lalat di ujung hidungnya.

Di hati yang hidup dan suci, cahaya Allah terpancarkan. Dan tidak akan merasakan keyakinan hakiki apabila hati tidak disinari cahaya Allah.

Apabila cahaya keyakinan telah menerangi hati manusia, niscaya mereka dapat melihat akhirat lebih dekat kepada nya.

Dan akan melihat segala kecantikan dunia ini telah diliputi kesuraman dan kerusakan yang akan menghinggapinya.

Maka peliharalah hatimu agar tetap hidup dan suci

Agar iman tetap bertahta di dalamnya.

Waspadalah terhadap pengaruh dari luar dirimu agar iman yang telah dan sedang bersemi di relung hatimu tumbuh berkembang dalam ketaatan dan kebaktian kepada Allah.

Hidupkan hatimu agar tidak terpengaruh oleh godaan setan yang selalu mencari peluang untuk mengelabuhi iman yang ada dalam sanubarimu.

Dengan demikian, kau akan terhindar dari petaka matinya hati, yang menjadikan dirimu terjerembab dalam tindak kekufuran, serta terhindar dari kebutaan mata hati dalam mengesankan kuasa Allah.

Allah SWT berfirman :

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mempunyai hati yang dengannya mereka dapat memaklumi atau mempunyai telinga dengannya mereka dapat mendengar. Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang ada dalam dada. (QS. Al Hajj ayat 46)

Mudah mudahan dengan puasa Ramadan ini kita akan tetap menghidupkan hati guna menuju ketaqwaan kepada Allah SWT. (*)

 

* Oleh : Albar Sentosa Subari

Dosen dan Ketua Pembina Adat Sumsel

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button