KALAMMUTIARA ISLAMSYARIAH

KH Syaiful Karim: Intisari Salat, Jadikan Sebagai Mitra Spiritual

BritaBrita.com, Palembang – Begitu banyak mitra-mitra spiritual yang Allah hadirkan dalam kehidupan untuk pertumbuhan spiritual kita. Kata-kata mitra dalam kehidupan sehari-hari biasanya menyangkut dua orang atau dua golongan atau lebih. Bermitra biasanya melakukan interaksi yang saling menguntungkan.

Begitu besarnya cinta dan kasih Allah kepada hambanya. Sesungguhnya Allah setiap saat selalu menyediakan bantuan kepada kita agar terjadi proses pertumbuhan spiritual kita, dan bantuan tersebut berasal dari mitra spiritual kita.

Sesungguhnya mitra spiritual ini sudah dibangun oleh Allah sejak kita lahir. Namun, kita yang tidak menyadari hal tersebut. Hidup itu terdapat dua pilihan yaitu kita mau mengalirkan energi dengan arus frekuensi tinggi, atau mau mengalirkan energi dengan alur frekuensi rendah.

Arus frekuensi tinggi dapat diwakili oleh satu kata yang bernama “cinta”, arus frekuensi rendah dinamakan “takut”.

Cinta biasanya menimbulkan perasaan-perasaan riang, ringan, terang, dan tentram atau tenang. Lain halnya takut biasanya menimbulkan perasaan kesal, dendam, marah. Jadi sebetulnya emosi manusia itu adalah cinta dan takut.

“Jadi sungguh sangat aneh kalau ada orang dikatakan mencintai Allah dan takut Allah. di alamatkan pada Allah yang sama, dua kata yang sesungguhnya yang satu arus frekuensi tinggi dan satunya arus frekuensi rendah. dan itu pasti,” ujar KH Syaiful Karim dalam ceramah agama yang disampaikan.

Berkenaan dengan Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang pasti kata yang paling tepat dialamatkan pada Allah adalah cinta dan tidak mungkin takut.

“Jadi kalau kita menyembah Allah karena takut pada nerakanya Allah, jelas yang akan mengalir pada diri kita adalah arus energi dengan frekuensi rendah. itu sebabnya proses pendewasaan menjadi gagal karena ketika ada bantuan-bantuan dari Allah, mitra-mitra spiritual yang akan menumbuhkan proses pertumbujan spiritual kita akan menolaknya dan kita akan gagal menjadi dewasa,” katanya.

Oleh karena itu, semua hal di semesta ini yang dihadirkan Allah sebagai bantuan untuk menumbuhkan spiritual kita, mereka itu adalah mitra mitra spiritual sehingga kita harus bisa bermitra.

Salah satu contohnya, di dalam salat adalah kumpulan doa-doa. Bukankah doa itu adalah kata afirmasi yang bisa mensugesti kita. Afirmasi adalah kata-kata positif yang digunakan untuk memberikan penegasan kepada diri sendiri. Proses sugesti itu terjadi ketika afirmasi dalam kesadaran.

“Contohnya satu kali salat, pernahkah menghitung berapa kali kalimat Allahu Akbar di ucapkan? pada satu rakaat kita ucapkan 7 kali Allahuakbar. Bayangkan kalau pengulangan itu disadari. Awalnya yang mengucapkan Allahuakbar adalah pikiran sadar, tetapi proses pengulangan secara alamiah bisa mendobrak yang namanya retikuler activiting system, filter antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar,” ucapnya.

Kata Allahuakbar pertama di pikiran sadar, lama kelamaan Allahu Akbar masuk dipikiran bawah sadar. Begitu masuk ke pikiran bawah sadar, dia akan terkungkung dalam memori pikiran bawah sadar, dan memori itu bersifat panjang.

“Itu sebabnya kata Allahuakbar yang diucapkan berkali kali akan masuk alam bawah sadar dan akan jadi nilai permanen, dan nilai permanen akan membantu karakter seseorang,” katanya.

Ia menekankan, jika kita menyelami kalimat Allahuakbar saja secara dalam dan dilakukan dengan penuh kesadaran disetiap rakaat sholat (7 kali) yang memiliki arti Allah Maha Besar dengan memperluas persepsi dalam dimensi yang lebih luas.

“Ketika kita bilang Allahuakbar, baru tahu dimensi afalnya allah, satu sudut yang sempit saja dan itu masuk di alam bawah sadar. kita akan menyadari bahwa kita bukan apa apa di hadapan Allah, apalagi yang mau kita sombongkan,” katanya.

Ucapan Allahuakbar yang diucapkan 7 kali dalam salat setiap rakaatnya itu memberikan sebuah nilai permanen di alam bawah sadar kita sehingga muncullah karajter rendah hari dan tidak sombong.

Dalam Hadist Qudsi : Siapa yang kenal dirinya, dia akan kenal tuhannya. Siala yang kenal Tuhannya, dia akan menjadi orang paling bodoh di hadapan Tuhannya.

Allah menyatakan, dalam Quran surah Al Fussilat menyatakan aku bentangkan segala kebesaranku di segala ufuk dan yang paling penting, aku bentangkan kebesaranku pada dirimu sendiri.

Memasuki bacaan Iftitah dalam salat, Doa iftitah mengandung kalimat-kalimat pujian yang mengagungkan kebesaran Allah SWT, sambil kita merendahkan diri sebagai hamba yang memohon perlindungan dan ampunan-Nya.

Doa iftitah terdapat pada quran Surah Al Anam ayat 79 yang berbunyi :
“Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.” (“Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”)

Semua bacaan-bacaan salat ini, Ia menjamin, kalau kita bisa mengucapkan itu dengan kesadaran penuh dan kita mengucapkan setelah kita mengalami seperti yang di ajarkan para nabi dan Rosul. Itu akan membentuk nilai permanen.

Salat menjadi sarana untuk mencegah kamu dari perbuatan keji dan munkar. Hasil dari sholat yaitu menghasilka. arus energi frekuensi tinggi yang bernama cinta. “Jadi jika habis salat masih ada energi frekuensi rendah yaitu takut berarti, ada masalah dalam salatnya,” katanya.

Ia mengatakan, menurut data riset orang-orang Psikologi ternyata orang-orang yang di dalam kehidupannya banyak sekali mendapatkan ujian-ujian yang berat ternyata ujung perjalannya ia menjadi intuitif (memiliki kepekaan), sama halnya dengan para Nabi dan Rosul.

“Dan akses ke alam-alam yang tinggi itu bisa melewati masa-masa yang berat itu, karena sepanjang dia melihat masalah yang berat sebagai mitra spiritual bukan sebagai musibah,” katanya.

Jadi percayalah, ia menekankan bahwa semua hal yang kita tidak sukai, seberat apapun dalam hidup, itu hanya sarana untuk membuat kita menjadi intuitif.

Dari surah Al An’am di ayat 162 : Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, “Sesungguhnya salatku yang aku kerjakan selama hidupku, ibadahku atau kurbanku, hidupku dengan berbagai amalan yang aku kerjakan selama itu, dan matiku dengan membawa iman dan amal saleh, hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, bukan untuk lain-Nya.
Ayat ini menegaskan tentang keharusan manusia untuk mengabdi hanya kepada Allah, baik dalam bentuk ibadah ritual atau lainnya, semenjak hidup sampai mati, terdapat proses penyerahan yang total kepada Allah.

Dan itulah sesungguhnya proses membuang rasa takut, ketika rasa takut sudah di buang. Maka aliran frekuensi tinggi masuk yang disebut aliran cinta. Sehingga jangan heran, orang di level itu cinta kasihnya menjadi luas, dan luar biasa.

“Begitupula dengan salat. Bayangkan salat kita berada di level aliran cinta. ini baru Allahu Akbar dan doa Iftitah, belum masuk ke inti-intinya bacaan salat yang selanjutnya. Pada Ayat 163, terdapat kata-kata yang indah, yaitu wa bidzâlika umirtu wa ana awwalul-muslimîn (dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim). Menyerahkan sepenuhnya hidup kepada Allah, dan meyakini apapun yang terjadi dihidup adalah kebenaran, bagian dari cara Allah menolong hambanya untuk menumbuhkan spiritual hambanya. “Akan timbul rasa tidak meragukan Allah apapun yang terjadi,” katanya.

Bayangkan jika kita melakukan salat sehari 17 rakaat, di setiap rakaat membaca doa-doa penuh dengan kesadaran, doa-doa itu awalnya di pikiran sadar akan tetapi karena terjadi proses pengulangan lalu masuk ke pikiran bawah sadar. Tersimpan di bawah pikiran bawah sadar menjadi nilai permanen.

Selanjutnya, hampir tiap bacaan salat dipungkas dengan “Wabihamdi”. Contoh bacaan dalam rukuk (Subhana robbial azimi wabihamdi) lantas, apa artinya Wabihamdi?

Wabihamdi artinya Segala puji hanya bagi Allah, lalu sami allahulimah hamidah artinya Allah mendengar orang-orang yang memujinya.

Berikutnya, Robbana walakalhamdu (Ya allah Ya Tuhan kami, bagimulah segala puji hanya milikmu). Hampir semua di gerakan gerakan salat ujung pangkalnya adalah segala puji milik Allah.

“Habis seluruh pujian hanya untuk milik Allah. berarti kita sudah selesai. saat kita di puji tidak menjadi sombong, saat kita di cela pun kita tidak jatuh karena segala puji kan miliknya Allah,” katanya.

Kemudian, setelah membaca doa Iftitah kita dilanjutkan dengan membaca Al Fatihah di setiap rakaatnya. Kalimat Basmalah yang artinya (Atas nama Allah yang Maha pengasih dan Maha Penyayang).

Coba lakukan penghayatan, diserap dan diulang-ulang dengan penuh kesadaran. Ketika kita membaca kalimat itu, ada tugas dalam diri kita yaitu menjadi kepanjangan tangan Allah, yang harus menyampaikan cinta dan kasihnya Allah.

Kalimat surah Al-Fatihah dimulai dengan memuji dan mengakui keagungan Allah, sifat-sifat-Nya yang penuh kasih sayang dan kebaikan-Nya yang meliputi seluruh alam semesta.

Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya mengakui dan menghormati Allah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta ini.

Jadi, salat bukan hanya sekedar ibadah, tetapi juga memberikan dampak yang luar biasa baik lahir dan batin.

Reporter: Tri Jumartini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button