KALAM

Paradigma Baru Dakwah

Oleh: Albar Sentosa Subari

Dalam paradigma baru, dakwa adalah panggilan, seruan dan ajakan Allah itu sendiri, agar manusia selalu berada dalam bimbingan Allah dalam seluruh aktivitas di dunia ini.

Berada dalam bimbingan Allah juga berarti selalu menjalin hubungan yang akrab dengan Allah, baik dalam pikiran, perasaan, kesadaran maupun dalam keinginan.

Suasana keakraban dengan Allah itu bisa ditandai oleh keinginan untuk tunduk, menyerah, menurut dan melaksanakan perintah Allah. Kemudian disusul oleh rasa senang menuruti perintah Allah, dan selanjutnya merasakan nikmatnya beribadah.

Dalam ibadah sholat misalnya, manusia bisa merasakan nikmatnya sholat, karena dalam sholat itu, sedang berada di hadiri Allah, sedang menghadap Allah, sedang berkomunikasi dengan Allah, dan sedang mengajukan permohonan yang hanya bisa dikabulkan oleh Allah.

Panggilan, seruan, dan ajakan Allah itu bisa diketahui manusia melalui Al Qur’an yang merupakan kumpulan surat surat Allah kepada manusia. Dalam salah satu ayat dari surat surat Nya itu Allah menyeru dan mengajak manusia agar manusia bertaqwa.

QS. : 2; 21, yang artinya Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang orang yang sebelum mu , agar kamu bertaqwa.

Menyembah Allah itu bisa dilakukan manusia dengan cara mau nunduk dan menyerah kepada Allah, serta mau diperintah dan nau melaksanakan perintah Nya.

Allah itu sendiri juga membimbing orang orang beriman melalui perintah Nya, adat ia benar’benar bertaqwa.. QS, 3;102 yang artinya

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwa lah kepada Allah sebenar benar taqwa kepada Nya, dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Baca Juga  Pentingnya Ilmu Agama dalam Kehidupan Sehari-Hari

Bagi orang orang yang beriman, taqwa itu harus dilakukan dengan sebenar benarnya agar ia bisa merasakan nikmatnya bertaqwa, karena hanya dengan bertaqwa yang sebenarnya itulah manusia berada dalam bimbingan Nya, kasih sayang Nya dan keakraban dengan Nya.

Dalam Al Qur’an bisa ditemukan banyak sekali ayat ayat yang berisi panggilan, seruan, ajakan dan bimbingan Allah sebagaimana terlihat dalam ayat ayat di atas. Oleh sebab itu, jika diperhatikan dengan sungguh sungguh maka ayat ayat tersebut pasti bisa menyadarkan manusia Allah itu begitu akrabnya dengan manusia, baik dalam memberi bimbingan maupun tuntunan Nya.

Allah juga menjelaskan kepada kita bahwa Allah selalu bersama kita di manapun kita berada. Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.

Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ( QS, al-Hadiid: 4).

Walaupun kita tidak bisa meragukan kebenaran kenyataan bahwa Allah itu memanggil, menyeru, mengajak, membimbing dan selalu bersama manusia namun dalam kenyataannya tidak semua orang bisa merasakan suasana tersebut. Bahkan, pada umumnya tidak bisa merasakan suasana tersebut.

Hal ini disebabkan oleh kebiasaan manusia yang didominasi oleh rutinitas kehidupan nya sehari hari, yang merampas hampir seluruh perhatian manusia sepanjang hidupnya. Karena kesibukan nya itu, ia mengira bahwa yang ada itu hanya yang bisa di Indra saja, sedangkan selainnya, termasuk wujud Allah adalah merupakan sebatas wujud yang hanya bisa dipercaya saja dan tidak lebih dari itu.

Baca Juga  Berbuat Saja Terus… Biar Allah yang Kasih Nilai

Suasana yang demikian ini tentu saja sangat merugikan manusia itu sendiri. Di satu segi, ia bisa kehilangan kesempatan nya untuk selalu berada dalam bimbingan Allah, di segi lain ia bisa berada dalam situasi yang rawan oleh dominasi nafsu dan gangguan setan. Allah mengingatkan bahwa jika manusia dikuasai setan, maka manusia lupa pada Allah. Setan menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah ( QS, 58;19). Jika manusia melupakan Allah, maka bisa berarti ia juga melupakan petunjuk Nya, perintah Nya, larangan Nya dan seterusnya.

Kondisi lupa Allah dan tidak merasa bersama Allah itu bisa merupakan kondisi yang dialami manusia pada umumnya. Disinilah letak penting nya upaya terus menerus untuk menyadarkan manusia agar bisa selalu menyadari bahwa sebenarnya Allah itu selalu bersama nya di manapun ia berada.

Lebih dari itu, manusia juga selalu diingatkan bahwa Allah itu juga selalu memanggil, menyeru dan mengajak manusia agar ia mengikuti petunjuk dan bimbingan Allah, serta melaksanakan perintah dan larangan Nya.

Proses pemahaman dan penyadaran Allah itu sendiri yang memanggil, menyeru dan mengajak manusia agar dia berada dalam bimbingan Nya, tentu saja bisa menjadi paradigma baru dakwah kita.

Hal ini menjadi kelanjutan dari paradigma dakwah yang sudah ada, yang lebih berorientasi pada panggilan, seruan dan ajakan manusia itu sendiri, ketimbang sebagai upaya untuk menyadarkan manusia akan keterlibatan Allah secara langsung untuk membimbing manusia dalam kehidupan praktis nya sehari hari.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button