Istana Gonong Gonong” — Menelusuri Jejak Epik Komering Minanga

BritaBrita.com, Palembang, Oktober 2025 — Dunia sastra Sumatera Selatan kembali bergemuruh. Sebuah karya fiksi epik spiritual berjudul “Istana Gonong Gonong” siap mengguncang khazanah literasi Nusantara. Novel ini merupakan hasil kolaborasi dua putra terbaik Tiuh Minanga: H. Irwansyah Mulkan dan H. Albar Sentosa Subari.
Tiuh Minanga — atau dusun Minanga — adalah salah satu komunitas masyarakat hukum adat dari 58 etnis Komering yang hidup di sepanjang aliran Sungai Komering, berhulu di Gunung Seminung (Danau Ranau), Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, hingga ke perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur. Tiuh ini telah lama menjadi perhatian para peneliti dan sejarawan. Salah satunya adalah **H.M. Arlan Ismail, SH**, melalui karyanya *“Periodesasi Sejarah Sriwijaya”* yang menyebut bahwa kebesaran Kerajaan Sriwijaya bermula di Minanga Komering Ulu Sumatera Selatan, berjaya di Palembang, dan berakhir di Jambi.
Prolog: Istana di Balik Kabut Gunung Seminung
Novel *“Istana Gonong Gonong”* membawa pembaca ke masa purba, menelusuri jejak Kerajaan Minanga Purba— sebuah kerajaan megah yang berdiri di bawah kaki Gunung Seminung, diselimuti kabut abadi, legenda, dan kisah mistik yang hampir terlupakan.
Dari sinilah muncul legenda tentang *Indok Minyak Wangi Panglimunan* — minyak suci yang konon hanya dapat ditemukan oleh mereka yang berhati bersih dan memiliki garis darah Raja Minanga.
Kisah berpusat pada **Iswan**, seorang pemuda biasa yang ternyata adalah titisan Datu Minanga, sang raja terakhir yang lenyap bersama istananya dalam badai spiritual ribuan tahun silam. Di sisinya hadir **Maya**, titisan Permaisuri Mandini, yang memegang kunci rahasia Indok Minyak Wangi Panglimunan — pusaka sakral yang diyakini mampu membangkitkan roh para leluhur dan membuka gerbang antara dunia manusia dan alam ruh.
Lebih dari Sekadar Kisah Cinta
*“Istana Gonong Gonong”* bukan hanya kisah tentang cinta dan pengkhianatan, melainkan juga perjalanan jiwa menelusuri asal-usul kehidupan. Dengan latar istana raksasa di bawah bayangan Gunung Seminung, pembaca diajak menyelami filosofi spiritual tentang kekuasaan, keabadian, serta penebusan dosa masa lampau.
Novel ini dipuji oleh banyak kalangan sebagai karya fiksi fantasi Nusantara yang memadukan budaya Komering, sejarah Sriwijaya, dan nilai-nilai mistik Melayu secara indah dan mendalam.
> “*Indok Minyak Wangi Panglimunan adalah simbol penyatuan jiwa manusia dengan semesta — hanya mereka yang mampu menundukkan diri, akan memahami maknanya*,” ungkap salah satu pengulas sastra di Palembang.
Peluncuran Perdana
Karya fenomenal ini akan diluncurkan pada acara Deklarasi **SAIKU (Satu Komuring Minanga)** di akhir tahun 2025. Novel ini akan tersedia di berbagai platform digital serta toko buku utama di Indonesia.
Apakah Istana Gonong Gonong benar-benar pernah berdiri di kaki Gunung Seminung?
Apakah Indok Minyak Wangi Panglimunan benar adanya?
Jawabannya hanya akan ditemukan… jika Anda membaca sampai bab terakhir. 🙏🔥