KALAM

Ketika Kesabaran Menjadi Jalan Hidayah

Oleh: Bangun Lubis - Wartawan BritaBrita.com

 

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali ‘Imran: 146)

Ada satu kata yang sering kali mudah diucapkan, tetapi amat sulit dilaksanakan: sabar. Ia bukan sekadar diam dalam penderitaan, tetapi sebuah kekuatan hati, akhlak mulia yang tak terlihat namun sangat berpengaruh. Dalam Islam, sabar bukan hanya perintah, melainkan perhiasan jiwa.

Rasulullah ﷺ adalah teladan sabar sejati. Beliau tidak hanya mengajarkan sabar dengan lisan, tetapi menjalani ujian-ujian berat dengan keagungan akhlak yang membuat langit pun bersaksi.

Ketika Kotoran Menjadi Jalan Masuk Hidayah

Di Makkah, ada seorang wanita tua yang membenci Rasulullah. Setiap hari, dari atas rumahnya, ia melemparkan kotoran ke arah beliau saat melewati jalan kecil. Namun, Rasulullah tidak pernah membalas. Beliau diam, membersihkan pakaian, dan tetap melanjutkan perjalanannya. Tidak ada celaan, tidak ada dendam.

Hingga suatu hari, lemparan itu berhenti. Rasulullah tidak merasa lega, justru khawatir. Beliau bertanya kepada tetangga wanita itu dan mengetahui bahwa ia sedang sakit keras. Maka Rasulullah pun datang menjenguk, membawakan makanan, dan mendoakannya.

Wanita itu terharu. Hatinya yang selama ini penuh benci luluh seketika. “Engkau bukan orang biasa,” katanya sambil berlinang air mata. “Sungguh, hanya seorang nabi yang memiliki akhlak seperti ini.” Ia pun mengucapkan syahadat. Sabar Rasulullah menjadi jalan masuknya hidayah.

Thaif dan Doa dari Hati Terluka

Di kota Thaif, Rasulullah datang membawa dakwah. Namun bukan sambutan yang diterima, melainkan caci maki dan lemparan batu. Darah mengalir dari tubuh beliau, membasahi kaki hingga sandal. Malaikat penjaga gunung datang dan menawarkan kehancuran bagi Thaif. Tapi Rasulullah berkata:

“Jangan. Aku berharap Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah-Nya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Di saat luka menganga, Rasulullah masih menyimpan harapan untuk kebaikan. Itulah sabar yang paling luhur: tetap berharap kebaikan bagi mereka yang menyakiti kita.

Sabar adalah Jalan Dakwah

Kaum Quraisy menghina, menuduh, dan menyakiti Rasulullah dalam berbagai bentuk. Namun tidak satu pun balasan keburukan keluar dari lisannya. Sebaliknya, beliau terus mendoakan mereka. Rasulullah melihat manusia bukan dari dosanya, tapi dari potensi hidayah yang bisa hadir di balik dosa itu.

Baca Juga  Tidak Boleh Bertindak Jahat Kepada Sesama Kita

“Balaslah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba orang yang antara engkau dan dia ada permusuhan, seakan-akan telah menjadi teman yang setia.”
(QS. Fushshilat: 34)

Kesabaran dalam Al-Qur’an

Allah menjanjikan kedudukan tinggi bagi orang-orang yang sabar:

🌿 “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar: 10)

🌿 “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 153)

🌿 “Bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu, serta bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
(QS. Ali ‘Imran: 200)

Penutup: Sabar, Jalan Menuju Keindahan Akhlak

Sabar bukan kelemahan, tetapi bentuk kekuatan yang paling murni. Ia adalah bahasa jiwa yang tidak semua orang bisa mengerti, kecuali yang pernah mencicipi pedihnya ujian dengan tetap tersenyum kepada takdir.

Mari kita belajar sabar seperti Rasulullah — yang tidak hanya menahan marah, tetapi juga membuka pintu maaf dan harapan. Karena boleh jadi, dari ujian terberat itulah muncul kisah paling indah dalam hidup kita.

“Dan bersabarlah; sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.”(QS. Hud: 115)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button