
PALEMBANG, kota di tepian Sungai Musi, bukan hanya dikenal sebagai pusat perdagangan sejak zaman Sriwijaya, tetapi juga pernah menjadi mercusuar peradaban Islam di Nusantara.
Sejarah mencatat, di sinilah berdiri Kesultanan Palembang Darussalam yang menjadi benteng ajaran Islam, pusat dakwah, pendidikan, dan kebudayaan.
Akar Kebangkitan: Dari Ulama ke Istana
Masuknya Islam ke Palembang diyakini terjadi pada abad ke-14 melalui jalur perdagangan dari Gujarat, Arab, dan Pasai. Gelombang Islamisasi semakin kuat saat tokoh-tokoh ulama seperti Kyai Masagus Abdul Hamid, Kyai Muara Ogan, dan pendakwah dari Minangkabau mulai mengajarkan syariat Islam di kampung-kampung tepian sungai.
Puncaknya terjadi pada abad ke-17, ketika Kesultanan Palembang dipimpin oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikrama dan dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II. Kesultanan ini menempatkan Islam sebagai dasar hukum dan moral, mengembangkan pendidikan pesantren, dan membangun masjid-masjid megah seperti Masjid Agung Palembang (1738).
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Ali Imran: 104)
Situs Bersejarah Kebangkitan Islam di Palembang
- Masjid Agung Palembang – Simbol kejayaan Islam yang memadukan arsitektur lokal, Tiongkok, dan Eropa.
- Kompleks Makam Kawah Tekurep – Peristirahatan para sultan dan keluarga kerajaan.
- Benteng Kuto Besak – Pusat pemerintahan dan pertahanan Kesultanan Palembang.
- Makam Ki Gede Ing Suro – Salah satu tokoh awal pembawa Islam di Palembang.
- Masjid Lawang Kidul – Masjid tua yang menjadi pusat dakwah di kawasan Ilir.
Pendapat Ulama tentang Kebangkitan Islam
KH. Ahmad Dahlan pernah berkata:
“Kebangkitan umat tidak akan terwujud tanpa ilmu, amal, dan persatuan. Di tempat manapun, termasuk di Palembang, tiga hal ini adalah kunci.”
Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, ulama besar asal Nusantara, juga mengingatkan:
“Islam akan jaya jika umatnya kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam membangun peradaban.”
Kebangkitan Masa Kini
Kini, kebangkitan Islam di Palembang tercermin dari maraknya kegiatan kajian, pendidikan Islam, serta tumbuhnya komunitas dakwah. Universitas, pondok pesantren, hingga lembaga kajian Islam di masjid-masjid berperan sebagai penjaga semangat itu.
Namun, tantangan modern menuntut generasi muda untuk tidak sekadar bangga pada sejarah, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
* Berbagai Sumber