RS Ar-Royyan Asset Daerah di Jantung Ogan Ilir

SETIAP daerah pasti memiliki asset, baik berupa bangunan fisik, SDA, dan SDM. Termasuk di Bumi Caram Seguguk, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Asset tersebut bisa milik pemerintah, atau milik pihak swasta dan perorangan. Salah satu asset daerah OI adalah Rumah Sakit Ar-Royyan yang terletak di “jantung” Kabupaten Ogan Ilir.
Rumah sakit tipe D ini dirintis dengan kesungguhan dan kerja keras oleh dr HA Restu Iman, Sp.PD, KKV Finasim yang akrab disapa dokter Iman, dan keluarga.
Masyarakat OKI dan Ogan Ilir, banyak yang tau bagaimana seorang dokter Iman, menekuni profesinya. Awalnya ia hanya membuka praktik mandiri, pernah di Perumahan Mutiara Indah Indralaya, sejak Ogan Ilir masih belum menjadi kabupaten, pra tahun 2004. Lalu pindah ke komplek Perumahan Persada Indralaya. Barulah kemudian dia praktik di lokasi RS Ar-Royyan sekarang, di tengah Kota Indralaya.
Jadi kehadiran Rumah Sakit swasta satu-satunya di Ogan Ilir saat ini, tidak dibangun dengan mudah. Saya pribadi menyaksikan, bagaimana dr Iman “merangkak” dalam merintis rumah sakit ini. Kami memang saling tahu, tapi tidak pernah “begesah”, karena jarang bertemu. Kecuali pernah satu – dua kali saat saya berobat.
Alhamdulillah saat ini, RSUD Ar-Royyan sudah cukup baik, kendati masih tipe D. Pasiennya sudah lumayan banyak, karena masyarakat OI terbantu dengan letaknya yang strategis dan jauh lebih dekat dibanding berobat di rumah sakit Palembang.
Tenaga medisnya juga sudah cukup memadai, termasuk kehadiran sejumlah dokter spesialis. Juga ada ruang pasien rawat inap yang lumayan baik.
Saya mengamati, pasien di OI dari kalangan menengah ke bawah, kalau sakit lebih memilih berobat di RS Ar-Royyan. Pertimbangan utamanya pasti masalah jarak dan kemudahan.
Dengan jarak yang lebih dekat dibanding berobat ke Palembang, maka bisa menghemat biaya transport, termasuk biaya belanja makan – minum bagi keluarga yang jaga, karena harga jualan di OI relatif lebih murah dibanding di kota Palembang.
Sementara kalau pasien menengah ke atas, kalau mampu dilayani oleh RS Ar-Royyan, juga tetap bersedia berobat di rumah sakit ini. Kecuali pengobatan yang tidak mampu dilayani oleh Ar-Royyan. Karena itu dr Iman sebagai pimpinan rumah sakit ini, terus berupaya meningkatkan kelas pelayanan rumah sakit tersebut.
Saat ini RS Ar-Royyan masih kelas /tipe D, dan sekarang sedang di ikhtiarkan untuk naik status menjadi rumah sakit tipe C. Memang didalam upaya menaikkan kelas ini banyak juga ujian dan kendalanya. Tapi insyaallah semua bisa teratasi.
Salah satu kelemahan kalau rumah sakit tipe D, maka kalau melayani pasien BPJS yang kategori pelayanan di atas tipe itu, maka tidak akan dibayarkan oleh pihak BPJS. Sehingga pihak rumah sakit tentu akan dirugikan. Sebaliknya kalau tidak dilayani, maka bagi yang kurang paham, kesannya rumah sakit menolak mengobati pasien.
Padahal tidak ada maksud seperti itu. Karenanya solusi yang terbaik rumah sakit Ar-Royyan ini naik kelas ke tipe C. Namun ini perlu dukungan dari pihak-pihak terkait. Mengingat kalau rumah sakit Arroyan ini mampu dan bisa melayani pasien yang tipe C, berarti juga akan membantu masyarakat, khususnya yang berdemosili di Ogan Ilir.
Saat ini dr Iman terlihat lebih focus membenahi rumah sakit ini, untuk itu ia sudah mengajukan pensiun dini dari ASN, dan hal ini sudah disetujui. Ia juga sudah memulai melakukan perluasan lokasi RS Ar-Royyan, dengan membeli “lapak” RM Sederhana disebelahnya.
PERLU DIJAGA
Dr Iman menginginkan rumah sakit yang dirintisnya hingga berkembang seperti saat ini, tidak hanya dilihat sebagai miliknya. Tapi juga dilihat sebagai milik publik, khususnya publik Ogan Ilir. Karena pada hakikatnya rumah sakit ini memang mayoritas melayani pengobatan warga OI.
Karena itu sepantasnya bagi kita warga daerah ini, mensupport pengembangan rumah sakit tersebut. Termasuk memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi pengembangan ke depan.
Sang dokter menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan RS Ar-Royyan, terutama terkait pelayanan, juga fasilitas dan SDM. Namun seiring dengan perkembangan rumah sakit, maka hal-hal yang dirasakan masih kurang dan lemah ini, akan terus dibenahi dan ditingkatkan.
Kita juga harus melihat bahwa RS Ar-Royyan bukanlah saingan dalam maknah negatif, dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Karena pada dasarnya, tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakatnya.
Apakah masyarakat akan berobat di rumah sakit pemerintah atau rumah sakit swasta, itu adalah pilihan. Yang penting masyarakat akan mudah menjangkaunya dan memperoleh pelayanan yang baik. Bahkan adanya rumah sakit yang lebih dari satu di sebuah daerah, dapat menjaga kualitas dan kredibilitasnya, supaya rumah sakit yang ada semakin berbenah, untuk bersaing lebih unggul. (ica)