
Oleh: Ir. Salamah Syahabudin, MP – Guru Sekolah Islam
Hidup yang baik tidak selalu diukur dari banyaknya harta, jabatan, atau kemewahan dunia. Hidup yang baik adalah ketika hati tenang, langkah ringan, dan jiwa lapang menerima takdir Allah dengan keikhlasan.
Hidup yang baik terwujud ketika seseorang mampu membalas kebaikan dengan kebaikan, serta menahan diri dari membalas keburukan dengan keburukan.
Allah Swt. mengajarkan dalam Al-Qur’an sebuah prinsip luhur tentang kebaikan:
“Balaslah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang di antaramu ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang setia.”— QS. Al-Qur’an Surah Fussilat: 34
Ayat ini bukan sekadar seruan moral, tetapi juga tuntunan spiritual agar manusia mampu mengalahkan hawa nafsunya. Dunia akan jauh lebih damai bila setiap hati memilih untuk tidak membalas keburukan dengan amarah, tetapi dengan kebeningan jiwa.
Kesabaran Adalah Kekuatan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dipertemukan dengan ujian: ada yang meremehkan, ada yang mencaci, ada pula yang menyakiti. Namun, orang beriman tidak akan membalas dengan dendam. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Bukanlah orang kuat itu yang menang dalam gulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”— HR. Hadis Shahih Bukhari dan Hadis Shahih Muslim
Menahan amarah bukan kelemahan, melainkan kekuatan yang hakiki. Orang yang sabar akan dimuliakan Allah, dan hatinya menjadi lapang. Ia tidak mudah terpancing emosi, sebab ia tahu bahwa hidup ini adalah ladang ujian — tempat menanam amal sebelum menuai hasil di akhirat kelak.
Kebaikan Tak Pernah Sia-sia
Hidup yang baik juga berarti menanam kebaikan dengan tulus tanpa mengharap imbalan dari manusia. Karena sejatinya, Allah-lah sebaik-baik pemberi balasan. Sebagaimana firman-Nya:
“Barang siapa berbuat kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya ia akan melihat (balasannya).”— QS. Al-Qur’an Surah Az-Zalzalah: 7
Orang yang ikhlas berbuat baik akan selalu memiliki ketenangan batin. Ia tidak akan kecewa meskipun kebaikannya tidak dihargai. Karena baginya, setiap amal kebaikan tercatat di sisi Allah.
Jangan Biarkan Kebencian Menguasai
Kebencian hanya akan membuat hati keruh, pikiran sempit, dan hidup terasa sempit. Tetapi ketika kita mampu membalas kejahatan dengan kesabaran, bahkan dengan kebaikan, maka Allah akan membuka pintu-pintu rahmat. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” – HR. Hadis Tirmidzi
Memaafkan bukan berarti kalah, melainkan tanda kebesaran jiwa. Ketika kita tidak membalas kejahatan dengan keburukan, kita telah memutus rantai kebencian dan menggantinya dengan cahaya kebaikan.
Hidup yang Baik, Hati yang Lapang
Hidup akan terasa indah ketika kita membalas kebaikan dengan kebaikan, dan menghadapi keburukan dengan kesabaran. Jika disakiti, maafkan. Jika diberi, bersyukurlah. Jika dilupakan, jangan membalas dengan kebencian. Karena hidup yang baik bukan tentang apa yang kita dapatkan dari orang lain, tetapi tentang apa yang kita persembahkan kepada Allah.
Mari kita belajar menata hati dan memperindah amal. Sebab hidup ini singkat, dan hanya kebaikanlah yang akan kita bawa pulang. Semoga kita semua menjadi hamba-hamba Allah yang mampu hidup dengan kebaikan, dan menebar kebaikan bagi sesama.