REGIONAL

Kebiasaan Baik Sang Wali Kota — Hadir di Tengah Warga, Mendengar dengan Hati

Oleh: Bangun Lubis - Wartawan

 

Di tengah kesibukan menjalankan roda pemerintahan kota, ada satu kebiasaan baik yang dilakukan Ratu Dewa, Wali Kota Kota Palembang. Hampir setiap hari, setelah menyelesaikan agenda kantor, ia memilih turun langsung ke pemukiman warga.

Tanpa protokoler panjang dan tanpa jarak yang kaku, ia berjalan menyusuri lorong-lorong perkampungan, mendatangi rumah-rumah, dan menyapa warga dengan hangat.

Bagi Ratu Dewa, kepemimpinan bukan hanya tentang kebijakan yang tertulis di atas kertas, tetapi juga tentang hadir secara nyata di tengah masyarakat. Ia percaya bahwa pemimpin harus mendengar langsung suara rakyatnya — bukan hanya lewat laporan, tetapi lewat tatap muka dan percakapan terbuka.

Dalam banyak kesempatan, ia berdiri di tepi selokan yang tersumbat, menyimak keluhan warga tentang banjir yang kerap terjadi saat hujan. Ia melihat sendiri sungai kecil di belakang rumah penduduk yang meluap, jalanan sempit yang rusak, serta saluran air yang tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Semua keluhan itu tidak ia dengar dari jauh, tetapi ia saksikan langsung di lapangan.

 

Warga mulai terbiasa melihat sosok wali kota hadir di lingkungan mereka. Kadang dengan pakaian sederhana, kadang hanya ditemani beberapa orang staf. Ia menyapa warga tanpa jarak, mendengar mereka berbicara, dan mencatat satu per satu permasalahan yang mereka sampaikan. Tidak ada mimbar mewah, tidak ada pidato panjang — hanya percakapan jujur antara pemimpin dan rakyatnya.

Baca Juga  Kebangkitan Islam di Palembang — Dari Sungai Musi Menuju Cakrawala Peradaban

“Kalau kita tidak turun ke lapangan, bagaimana kita tahu apa yang sebenarnya dirasakan masyarakat?” begitu kira-kira prinsip yang menjadi pegangan Ratu Dewa. Bagi dirinya, turun ke lapangan adalah kewajiban moral bagi seorang pemimpin daerah. Dari sana ia mendapatkan gambaran nyata tentang apa yang harus segera dibenahi.

Setiap persoalan yang ia temui di lapangan tidak berhenti di catatan saja. Ia segera menginstruksikan dinas terkait untuk menindaklanjuti. Jika selokan tersumbat, ia minta dibersihkan. Jika ada jalan rusak, segera diperbaiki. Jika ada lampu jalan mati, diperintahkan untuk diganti. Ia ingin semua keluhan masyarakat ditangani secepat mungkin, walau tidak semua bisa selesai dalam sehari.

Bagi Ratu Dewa, menyapa warga bukan sekadar rutinitas kerja, melainkan sumber semangat. Ia merasa ada energi tersendiri ketika berdialog langsung dengan masyarakat. Ia menyadari bahwa jabatan hanyalah amanah, dan kepercayaan warga adalah hal yang harus dijaga dengan kesungguhan hati.

Kebiasaan baik ini pelan-pelan menjadi ciri khas kepemimpinannya. Warga tak lagi heran ketika melihat wali kota tiba-tiba muncul di tengah pemukiman, menanyakan kabar, melihat kondisi lingkungan, dan mendengarkan cerita mereka. Suasana seperti ini membangun kedekatan emosional antara pemimpin dan rakyat, sesuatu yang sering hilang dalam suasana birokrasi yang kaku.

Baca Juga  Sinergi Eksekutif-Legislatif, RPJMD 2025–2029 dan 4 Raperda Disetujui di Palembang

Bukan hanya soal infrastruktur, dalam banyak kunjungan ia juga mendengar persoalan sosial seperti kesulitan ekonomi, akses pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Semua itu menjadi bahan pertimbangan bagi penyusunan kebijakan yang lebih berpihak pada masyarakat kecil. Dengan cara ini, ia berharap pembangunan kota tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga menyentuh kehidupan warga secara langsung.

Langkah-langkah seperti inilah yang membuat kepemimpinan terasa lebih membumi. Pemimpin tidak hanya terlihat di podium saat upacara, tetapi juga hadir di lorong sempit, pinggir sungai, dan gang kecil tempat warga hidup sehari-hari. Ia hadir bukan untuk menunjukkan kekuasaan, melainkan untuk mendengar, merasakan, dan bekerja.

Mungkin bagi sebagian orang, ini hanya kebiasaan kecil. Namun bagi warga, kedatangan pemimpin ke lingkungan mereka adalah bentuk kepedulian yang nyata. Sebuah **kebiasaan baik** yang patut dipertahankan — sebab pemimpin sejati bukan hanya duduk di kursi kekuasaan, tetapi juga berjalan bersama rakyatnya, langkah demi langkah.

@bangbangunlubis

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button