Berpolitik Itu Soal Seni yang Tinggi — Mengarahkan Pikiran untuk Kepentingan Masyarakat

Oleh: Bangun Lubis – Wakil Ketua DPW Partai Gelora Sumsel
Berpolitik sejatinya adalah seni yang tinggi. Ia bukan sekadar pertarungan kepentingan atau perebutan kursi kekuasaan, melainkan proses yang menuntut kejernihan pikiran, keluhuran budi, dan kesungguhan dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. Politik yang benar adalah politik yang mengarahkan daya pikir untuk kemaslahatan bersama, bukan untuk memperkuat kepentingan pribadi atau kelompok kecil.
Di negeri ini, politik sering kali dipandang sempit: hanya tentang siapa yang berkuasa dan siapa yang kalah. Padahal, jika dipahami dengan benar, politik adalah ruang besar untuk membangun peradaban. Melalui politik, arah pembangunan dapat ditentukan. Melalui politik, kebijakan dapat dilahirkan. Dan melalui politik pula, kesejahteraan rakyat bisa diwujudkan.
Politik sebagai Jalan Pengabdian
Politik adalah salah satu jalan pengabdian paling strategis. Seorang politisi sejati adalah mereka yang menempatkan amanah rakyat di atas kepentingan pribadinya. Ia sadar, setiap ucapan dan keputusannya akan berdampak pada kehidupan orang banyak. Karena itu, seorang politisi harus berpikir matang, jernih, dan bertindak dengan penuh tanggung jawab.
Politik bukan tempat untuk menumpuk kekuasaan atau kekayaan. Politik bukan ruang untuk bermain dengan nasib rakyat. Politik adalah amanah besar yang kelak akan dipertanggungjawabkan, bukan hanya di hadapan rakyat, tetapi juga di hadapan Allah SWT.
Berpikir Strategis dan Jernih
Politik yang bermartabat lahir dari pikiran yang jernih. Orang yang tidak mampu berpikir jernih akan mudah terjebak dalam kepentingan jangka pendek. Ia akan tergoda oleh gemerlap jabatan dan kekuasaan, lalu melupakan tanggung jawabnya terhadap rakyat.
Berpikir strategis berarti mampu membaca arah zaman. Seorang politisi harus memahami realitas sosial masyarakatnya, mengerti kebutuhan rakyat dari akar rumput, dan mampu merancang solusi nyata. Tanpa itu semua, politik hanya akan menjadi sandiwara, bukan alat perubahan.
Karena itulah, politik memerlukan orang-orang dengan visi besar, bukan hanya ambisi besar. Ia membutuhkan pemimpin yang mau mendengar, bukan hanya berbicara. Ia membutuhkan pelayan rakyat, bukan penguasa rakyat.
Seni Menggerakkan Pikiran Kolektif
Salah satu seni tertinggi dala politik adalah kemampuan menggerakkan pikiran kolektif masyarakat. Politik tidak cukup hanya berhenti di ruang wacana dan retorika. Ia harus mampu membangkitkan kesadaran rakyat untuk bergerak bersama membangun perubahan.
Politisi yang cerdas bukan hanya yang pandai berbicara di depan mikrofon, tetapi mereka yang mampu menginspirasi rakyat, membangun kepercayaan, dan menggerakkan energi sosial menjadi gerakan nyata. Dengan cara itu, gagasan besar dapat menjelma menjadi kebijakan yang menyentuh kehidupan masyarakat.
Masyarakat bukan sekadar objek politik, tetapi harus menjadi subjek yang menentukan arah masa depannya sendiri. Politik yang sehat adalah politik yang memberi ruang partisipasi rakyat seluas-luasnya.
Politik yang Beradab dan Bermoral
Bangsa yang besar memerlukan politik yang beradab. Politik beradab menjunjung etika, menghormati perbedaan, dan menghindari cara-cara kotor. Ia tidak melahirkan permusuhan, tetapi persaingan sehat dalam bingkai kepentingan bangsa.
Dalam politik beradab, lawan politik bukanlah musuh, melainkan mitra dalam membangun bangsa. Perbedaan pandangan bukan alasan untuk saling menjatuhkan, melainkan peluang untuk melahirkan solusi terbaik.
Menjadikan Politik sebagai Alat Perubahan
Perubahan besar dalam sejarah bangsa selalu lahir dari proses politik. Politiklah yang melahirkan undang-undang, kebijakan pembangunan, dan keputusan strategis yang mengubah wajah masyarakat. Maka, politik tidak boleh dipandang dengan sinis, tetapi harus diisi oleh orang-orang baik, cerdas, dan berintegritas.
Kita membutuhkan politik yang mencerdaskan, bukan yang memecah belah. Politik yang menguatkan, bukan yang melemahkan. Dan yang terpenting, politik yang mengarah pada kemaslahatan rakyat.
Berpolitik itu seni yang tinggi. Ia bukan ruang untuk menguasai, melainkan ladang untuk mengabdi. Ia membutuhkan pikiran jernih, hati bersih, dan komitmen kuat terhadap kepentingan masyarakat. Jika politik dijalankan dengan moral dan niat tulus, maka ia akan menjadi jalan perubahan menuju bangsa yang lebih maju dan berkeadilan.