REGIONAL

Revitalisasi Disaat LPTQ Sedang Berprestasi

 

Oleh : Drs H Iklim Cahya, MM (Kabid IT-Pubdok LPTQ Sumsel)

KANTOR Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Seksi Musabaqah Tilawatil Al-Quran dan Al-Hadits Bidang Penais Zawa, 20 – 21 Agustus 2025, menggelar kegiatan Revitalisasi LPTQ Sumsel.

Setiap institusi memang perlu melakukan evaluasi dan revitalisasi untuk melihat kelemahan dan kekurangan yang masih ada, guna dilakukan perbaikan.

Karena Revitalisasi adalah proses memperbaiki atau menghidupkan kembali sesuatu yang sudah tidak berfungsi dengan baik, atau tidak efektif lagi.

Revitalisasi dapat dilakukan pada berbagai bidang, seperti revitalisasi lingkungan, revitalisasi ekonomi dan revitalisasi budaya. Tentu termasuk pada organisasi/lembaga, seperti pada LPTQ Sumsel.

Lazimnya tujuan revitalisasi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan daya saing.

Revitalisasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti meningkatkan partisipasi masyarakat, meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.

Dengan demikian, revitalisasi dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan memajukan suatu organisasi, lembaga, dan daerah atau negara.

Ada yang menarik dari kegiatan revitalisasi LPTQ Sumsel yang digelar oleh Kanwil Kemenag Sumsel ini.

Sisi menariknya, karena LPTQ Sumsel periode 2021 – 2025 ini, bila dilihat dari sisi prestasi dalam mengangkat pamor Provinsi Sumsel di ajang MTQ dan STQH Nasional, sudah melampaui ekspektasi yang diharapkan oleh Gubernur Sumsel Dr H Herman Deru, SH, MM.

Ketika itu menjelang MTQ Nasional tahun 2022 di Kalimantan Selatan, Gubernur Herman Deru memberi target Sumsel masuk 10 besar Nasional. Mengingat selama 16 tahun, Sumsel tidak pernah lagi masuk 10 besar di ajang MTQ Nasional.

Baca Juga  Pemprov Sumsel Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi dan Program 3 Juta Rumah

Target dan harapan Gubernur Sumsel tersebut, alhamdulillah dapat di penuhi oleh kepengurusan LPTQ periode 2021 – 2025 yang diketuai KH Mudrik Qori.

Kafilah Sumsel masuk 8 besar bersama Provinsi Nanggru Aceh Darussalam (NAD). Bahkan pada MTQ Nasional tahun 2024 di Samarinda Kaltim, prestasi Sumsel kembali meningkat dengan meraih rangking 5 Nasional. Sumsel menjadi terbaik di luar Jawa, setelah tuan rumah Kaltim.

Prestasi yang lebih membanggakan, justru di ajang STQH Nasional tahun 2023 di Jambi. Saat itu Sumsel masuk 3 besar Nasional, hanya kalah dari DKI Jakarta dan Jawa Timur. Prestasi ini mungkin diluar ekspektasi banyak orang, tapi tidak bagi para pengurus LPTQ Sumsel.

Tentu prestasi yang baik ini tidak hanya karena “gawe” LPTQ Sumsel semata, juga berkat peran, sumbangsih, dukungan, bimbingan dan semangat dari Pemprov Sumsel (Gubernur, Wagub, dan Sekda), Kanwil Kemenag Sumsel dan jajaran, Biro Kesra Sumsel, Pemkab/Pemkot dan jajaran, serta LPTQ Kabupaten/kota se Sumsel.

Kemudian berkat kinerja seluruh pelatih, pembina, dan sumbangsih dari pondok/sekolah tempat para peserta menuntut ilmu.

Termasuk tentu doa dari masyarakat Sumsel yang peduli dengan kegiatan LPTQ. Sebagaimana diakui oleh Drs KH Mudrik Qori, MA, Ketua Harian LPTQ Sumsel masa bakti 2021 – 2024.

Di samping kesungguhan dan kerja keras semua pihak yang terkait. Tentu prestasi Sumsel tersebut juga berkat inovasi penggunaan IT dalam pelaksanaan MTQ /STQH tingkat Provinsi Sumsel.

Sejak tahun 2022 hingga 2025 ini, LPTQ Sumsel menerapkan sistem penilaian secara live score dengan interval yang ketat. Sistem ini mampu mengeliminir kemungkinan subjektifitas oleh Dewan Hakim.

Dengan penilaian yang lebih objektif dan transparan ini, maka menghasilkan para pemenang yang mampu bersaing di ajang nasional. Artinya kalau dilihat dari sisi prestasi, jalannya roda organisasi LPTQ Sumsel periode 4 tahun ini sudah “on the track.”

Baca Juga  Kebiasaan Baik Sang Wali Kota — Hadir di Tengah Warga, Mendengar dengan Hati

Namun dibalik prestasi yang cukup membanggakan tersebut, masih ada sejumlah hal yang memang perlu diperbaiki. Diluar masalah klasik terkait pendanaan.

Menurut pengamatan Bidang IT, Publikasi dan Dokumentasi (IT-Pubdok) LPTQ Sumsel, hal-hal yang perlu mendapat perhatian ke depan, yakni ;

1. Sudah saatnya LPTQ Sumsel memiliki kantor/sekretariat yang representatif. Syukur-syukur kantor tersebut dapat berfungsi sebagai tempat Diklat/TC, dengan memiliki fasilitas kamar-kamar yang memadai.

2. Perlunya mobil dan motor operasional, Masing-masing minimal 1 buah. Hal tersebut untuk menunjang kegiatan yang lebih cepat.

3. Masih dirasakan adanya pengurus yang tidak/kurang aktif, dengan berbagai sebab, seperti kesibukan pada tugas pokok, berdemosili cukup jauh di luar ibukota provinsi, atau kurang paham dengan Tupoksi. Kebanyakan pengurus hanya menyempatkan diri saat menjadi hakim MTQ/STQH atau sebagai pelatih saat TC.

4. Masih ada pengurus yang terkesan kurang tunduk dengan regulasi yang diambil oleh organisasi. Sehingga terkadang menimbulkan protes atau keluhan dari peserta/official saat lomba.

5. Pernah dicoba untuk mengupayakan sumber dana dari usaha organisasi dengan cara kerjasama dengan pihak lain. Tapi masih belum jalan karena terkait dengan masalah SDM dan regulasi.

Tapi sepertinya fakta seperti ini, bukan hanya terjadi di LPTQ Sumsel, tapi juga banyak terjadi pada organisasi lainnya.

Karena itu revitalisasi yang akan dilakukan terhadap LPTQ Sumsel, sebaiknya berdasar pengamatan yang objektif, untuk kemajuan organisasi. Supaya revitalisasi tersebut betul-betul bermanfaat bagi organisasi, dan bagi provinsi ini. (*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button