PENDIDIKAN

Jangan Menjerumuskan Orang Lain — Pendidikan Harus Jadi Jalan Kebaikan

 

Oleh: Ir. Salamah Syahabudin, MP – Pemerhati Bidang Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, setiap langkah dan kebijakan yang diambil sejatinya adalah jalan panjang yang menentukan masa depan banyak orang.

Karena itu, siapa pun yang terlibat di dalamnya — guru, kepala sekolah, pengelola lembaga, maupun pembuat kebijakan — tidak boleh sembarangan bertindak. Apalagi sampai menjerumuskan orang lain demi kepentingan pribadi.

Kita sering lupa, bahwa pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter.

Setiap keputusan yang tidak jujur, setiap niat yang tidak tulus, dan setiap langkah yang mengandung kezaliman, akan melahirkan generasi yang rusak. Bila dunia pendidikan dikotori oleh kepentingan pribadi, maka masa depan bangsa pun ikut dipertaruhkan.

Allah SWT mengingatkan kita dalam Al-Qur’an:

“Dan janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata mereka terbelalak.” (QS. Ibrahim: 42)

Ayat ini menjadi peringatan keras bagi siapa saja yang berani berbuat zalim. Dalam konteks pendidikan, kezaliman bisa terjadi dalam banyak bentuk: manipulasi data sekolah, pungutan liar, penyalahgunaan dana pendidikan, penipuan terhadap siswa dan orang tua, atau menjadikan lembaga pendidikan sebagai ladang keuntungan semata. Semua itu adalah bentuk penjerumusan yang sangat berbahaya.

Baca Juga  Menyambangi kantor Wali Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara

Pendidikan Harus Menjadi Jalan Kebaikan

Pendidikan adalah amanah suci. Guru dan pengelola pendidikan seharusnya menjadi teladan dalam integritas, kejujuran, dan tanggung jawab. Bila sekolah atau lembaga pendidikan dibangun dengan dasar niat yang salah, maka seluruh prosesnya akan pincang. Anak-anak yang seharusnya tumbuh dengan nilai kejujuran justru belajar dari ketidakjujuran para pendidiknya.

Sebaliknya, bila lembaga pendidikan berdiri di atas dasar keikhlasan dan ketulusan, maka keberkahan akan mengalir. Para siswa akan belajar bukan hanya dari pelajaran di kelas, tetapi juga dari keteladanan nyata. Mereka akan tumbuh menjadi generasi yang jujur, kuat, dan berakhlak.

Jangan Jadikan Pendidikan sebagai Perangkap

Ada kalanya seseorang berpura-pura membangun sekolah atau program pendidikan dengan niat mulia, padahal di dalamnya tersimpan kepentingan pribadi. Program dibuat bukan untuk mendidik, tapi untuk mencari keuntungan instan. Guru dijadikan alat, siswa dijadikan objek, dan pendidikan kehilangan makna sucinya.

Inilah yang disebut menjerumuskan. Bukan hanya menjerumuskan satu orang, tetapi menjerumuskan masa depan banyak anak bangsa. Padahal, balasan Allah terhadap kezaliman sangat nyata. Orang yang menebar kejahatan tidak akan pernah tenang hidupnya, bahkan meski kekuasaan atau kekayaannya tampak besar di mata manusia.

Baca Juga  UIN Raden Fatah Palembang Kukuhkan Tujuh Guru Besar, Dorong Pendidikan Tinggi Berdampak pada Indonesia Emas 2045

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis:

“Kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari)

Betapa berat balasan yang menanti orang-orang zalim. Maka, jika dunia pendidikan sampai dijadikan lahan zalim, maka bukan hanya pelakunya yang rusak, tapi sistemnya pun ikut hancur.

Menjadi Cahaya dalam Pendidikan

Setiap insan pendidikan harus bertekad menjadi cahaya, bukan kegelapan. Setiap langkahnya harus membawa manfaat, bukan mudarat. Guru, kepala sekolah, dan pengelola pendidikan harus sadar bahwa pekerjaan mereka bukan sekadar profesi, tetapi pengabdian yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.

Berbuat baik dalam pendidikan tidak selalu mudah, tapi insyaAllah selalu mulia. Menanamkan kejujuran, membangun sistem yang transparan, memperjuangkan hak siswa, dan menjadi teladan adalah bentuk jihad kecil yang pahalanya besar.

Maka, jangan pernah menjerumuskan orang lain dalam dunia pendidikan. Karena balasan Allah terhadap kezaliman pasti datang, dan keberkahan hanya akan hadir di atas kebenaran.

“Dan katakanlah: kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.”(QS. Al-Kahf: 29)

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button