SEJARAH-BUDAYA

Palembang Darussalam — Cahaya Islam dari Tepian Sungai Musi

Palembang Darussalam — Cahaya Islam dari Tepian Sungai Musi (1)

Oleh: Bangun Lubis – Wartawan Muslim

Ada satu kota tua di Sumatera Selatan, yang air sungainya mengalirkan kisah panjang peradaban Islam Nusantara. Kota itu bernama **Palembang Darussalam** — negeri di tepian Sungai Musi yang harum namanya sebagai pusat kesultanan Islam. Julukan “Darussalam” bukan sekadar hiasan sejarah, tetapi sebuah penanda bahwa Palembang pernah menjadi negeri damai, tempat Islam tumbuh, berkembang, dan menerangi masyarakatnya.

Kota Sungai yang Menjadi Gerbang Islam

Sejak berabad-abad lalu, Sungai Musi bukan hanya jalur transportasi, tetapi juga nadi kehidupan masyarakat Palembang. Di sinilah kapal-kapal para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Johor singgah. Mereka tidak hanya membawa rempah dan kain sutra, tetapi juga membawa iman dan dakwah. Islam menapaki Palembang lewat perdagangan, lewat pertemuan damai antarbangsa. Dari pelabuhan Musi inilah cahaya Islam menyebar ke pelosok Sumatera Selatan.

Palembang menjadi semacam **gerbang Islam** di bagian selatan Sumatera. Di kota inilah dakwah mulai bersemi, menyapa masyarakat dengan akhlak, syariat, dan budaya. Tak heran jika wilayah ini dikenal dengan nama “Darussalam” — negeri yang tenteram dalam pelukan Islam.

Julukan “Darussalam”: Makna dan Filosofi

Kata *Darussalam* berarti “negeri damai”. Dalam pandangan Islam, negeri yang damai bukan sekadar tenang dari peperangan, tetapi juga tempat hukum Allah dihormati, keadilan dijunjung, dan kehidupan masyarakat berjalan dengan akhlak. Julukan ini menggambarkan cita-cita besar para pendiri kesultanan: membangun negeri yang bukan hanya makmur secara lahir, tetapi juga bercahaya secara ruhani.

Baca Juga  Palembang Darussalam — Masa Keemasan Kesultanan Islam (Bagian III)

Palembang Darussalam adalah bukti bagaimana Islam tidak datang dengan pedang, melainkan dengan **perdagangan, keilmuan, dan keteladanan**. Para ulama dan sultan berjalan seiring dalam membangun peradaban Islam yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Letak Strategis: Jantung Perdagangan Nusantara

Posisi Palembang sangat strategis. Ia berada di jalur pelayaran internasional antara Selat Malaka, Jawa, dan kepulauan rempah di bagian timur Indonesia. Letak ini membuat Palembang menjadi kota ramai, kaya interaksi, dan terbuka terhadap budaya luar. Tapi yang paling penting: Islam menjadi arus utama dalam setiap perjumpaan.

Pusat-pusat pemukiman tumbuh di sepanjang tepian Sungai Musi. Dari kampung Arab di 13 Ulu, kampung Melayu, hingga kawasan kesultanan — semua menjadi mozaik peradaban Islam yang rapi dan hidup.

Denyut Kehidupan Islam di Kota Lama

Jika kita menapaki jalan-jalan tua Palembang hari ini, kita masih bisa merasakan sisa-sisa peradaban itu. Menara Masjid Agung Palembang berdiri megah, bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi sebagai saksi bisu kebangkitan Islam di bumi Sriwijaya ini. Di sudut-sudut kampung tua, masih terdengar suara zikir dan rebana, seolah masa lalu tak benar-benar pergi.

Tradisi Islam melekat kuat pada masyarakat Palembang. Mulai dari cara menyambut tamu, adat pernikahan, hingga cara menghormati ulama — semua berakar pada nilai-nilai Islam yang telah mengalir ratusan tahun lamanya. Islam menjadi nafas dalam kehidupan masyarakat, bukan hanya sekadar label agama.

Baca Juga  2.583 Calon Haji Berangkat dari Embarkasi Palembang

Warisan Spiritual yang Menyala

Kebesaran Palembang Darussalam bukan hanya diukur dari istana atau masjidnya, tetapi dari **jiwa masyarakatnya**. Di sinilah lahir ulama-ulama besar, penghafal Al-Qur’an, serta tokoh-tokoh dakwah yang mewarnai Nusantara. Kesultanan Palembang Darussalam juga dikenal menjaga tradisi keilmuan Islam — sebuah warisan yang patut dijaga hingga kini.

Sungai Musi menjadi saksi sejarah bagaimana peradaban Islam berkembang dengan damai. Perdagangan membawa perjumpaan, perjumpaan melahirkan dakwah, dan dakwah membangun masyarakat yang berperadaban. Palembang menjadi salah satu contoh keberhasilan Islam menumbuhkan peradaban tanpa penaklukan.

Refleksi Hari Ini

Palembang Darussalam bukan hanya catatan di buku sejarah, tetapi juga cermin jati diri masyarakat Palembang hari ini. Negeri ini pernah menjadi pusat peradaban Islam yang maju, damai, dan berwibawa. Dari sini lahir ulama, pemimpin, dan masyarakat yang hidup dalam cahaya tauhid.

Maka, mengenang Palembang Darussalam bukan sekadar romantika masa lalu. Ia adalah **panggilan untuk menyalakan kembali cahaya itu di masa kini** — di tengah tantangan zaman modern. Sungai Musi mungkin telah berubah, tetapi semangat Islam yang dulu tumbuh di tepian air itu tidak boleh padam.

📝 *Tulisan ini merupakan bagian pertama dari seri “Palembang Darussalam: Jejak Peradaban Islam di Sungai Musi.” Bagian berikutnya akan membahas “Sejarah Awal dan Berdirinya Kesultanan Palembang Darussalam.”*

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button