PENDIDIKAN

Mengelola Sekolah Islam, Terlebih Dahulu Perkuat Iman

 

Oleh: Ir. Salamah Syahabudin, MP – Pemerhati Pendidikan

Mengelola sekolah Islam sejatinya bukan hanya urusan administrasi dan manajemen modern. Lebih dari itu, ia adalah amanah ruhani yang harus berpijak pada **iman dan nilai-nilai tauhid**.

Sebab tanpa fondasi iman, sekolah Islam dapat kehilangan arah dan jati diri, bahkan tergelincir menjadi lembaga pendidikan liberal yang menjauh dari nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah.

Pakar pendidikan Islam, Prof. Dr. H. Azyumardi Azra (alm), pernah menegaskan bahwa *“Pendidikan Islam bukan hanya transfer of knowledge, tetapi juga transfer of values, yaitu penanaman nilai-nilai keislaman yang menumbuhkan keimanan dan akhlak.”

Artinya, sekolah Islam yang sejati tidak cukup dengan prestasi akademik, tetapi harus menumbuhkan kepribadian beriman yang utuh pada peserta didiknya.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh; jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.”(HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menjadi pengingat penting bagi dunia pendidikan Islam: bahwa keberhasilan bukan semata hasil ujian atau ranking, melainkan kebeningan hati dan kekuatan iman.

Karena itu, setiap pengelola sekolah Islam wajib memulai dengan memperkuat iman — baik pada level pribadi guru dan pimpinan, maupun pada sistem yang dibangun.

Sekolah Islam yang beriman akan menjadikan guru sebagai *murabbi* — pendidik yang membina akhlak, bukan sekadar pengajar materi. Ia menuntun dengan keteladanan, bukan hanya instruksi. Kepala sekolah pun bukan sekadar manajer, tetapi *imam* yang mengarahkan kebijakan lembaga sesuai syariat.

Menurut tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, *“Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

”Jika pandangan ini kita padukan dengan nilai Islam, maka pendidikan Islam semestinya menuntun anak menuju keselamatan dunia dan akhirat — bukan sekadar kesuksesan materi.

Baca Juga  DR. H. Herman Deru, SH. MM. Raih Yudisium Doktor: Perpaduan Pemimpin, Ilmuwan, dan Pengabdi Rakyat

Dalam konteks itu, pengelolaan sekolah Islam harus berorientasi pada iman, ilmu, dan amal. Kurikulumnya harus bernafaskan Al-Qur’an, suasana sekolahnya harus mencerminkan keteduhan iman, dan hubungan antarwarga sekolah harus dibangun dengan kasih sayang serta akhlak karimah.

Firman Allah SWT: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).

Ayat ini menegaskan bahwa keimanan adalah dasar kemuliaan ilmu. Tanpa iman, ilmu akan kehilangan arah dan bisa menyesatkan. Karena itu, pengelolaan sekolah Islam wajib berawal dari penguatan iman agar ilmu yang diajarkan membawa cahaya, bukan kegelapan.

Dengan demikian, memperkuat iman dalam pengelolaan sekolah Islam bukan sekadar nasihat moral, tetapi strategi pendidikan yang paling mendasar.

Dari iman lahir keikhlasan, dari keikhlasan tumbuh integritas, dan dari integritas muncullah keberkahan. Itulah ruh sejati sekolah Islam — lembaga yang tidak hanya mencetak insan cerdas, tetapi juga insan bertauhid yang siap menjadi penerang zaman.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button