LIFESTYLE

Pempek Putri dalam Kaca: Khas Palembang dengan Citra Penuh Makna

Asal Usul dan Filosofi di Balik Nama

DI antara beragam kuliner Palembang yang tersohor, Pempek Putri dalam Kaca hadir tidak sekadar sebagai santapan, tapi juga sebagai simbol budaya yang mengandung filosofi dan nilai-nilai luhur.

Buya RM Henri Rivai

Makanan ini bukan hanya lezat disantap, tetapi juga menyimpan kisah panjang dari dapur-dapur tradisional masyarakat Palembang.

Asal Usul dan Filosofi di Balik Nama

Secara harfiah, “Putri dalam Kaca” menggambarkan sesuatu yang cantik, terbungkus rapi dan tampak dari luar — sebuah metafora yang menyentuh hati. Dalam tradisi lisan Palembang, “putri” merujuk pada sosok perempuan yang anggun dan berharga, sedangkan “dalam kaca” melambangkan kemurnian dan keterjagaan.

Dikutip dari buku Filosofi dan Histori Budaya dan Makanan Tradisional Nusantara, Dr. Saeful Kurniawan, (2024: 27-28) yang menulis di Kumparan.com, bahwa di balik kelezatan makanan ini memiliki filosofi pempek yang tersembunyi. Mulai dari ciri khas tekstur, bentuk, hingga cita rasa pempek yang memiliki makna mendalam yang dapat menjadi pelajaran hidup.

Pempek merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang tetap populer di tengah maraknya makanan tradisional. Filosofi pempek dapat dilihat dari bentuk tekstur yang kenyal sebagai simbol fleksibel dan dinamis.

Nama Putri dalam Kaca itu Nyata

Buya RM Henri Rivai, Pemerhati Makanan Khas Palembang, pernah berkata dalam salah satu bincang kulinernya:

“Nama Putri dalam Kaca itu bukan sembarang sebutan. Ia adalah perwujudan dari bagaimana orang Palembang menghargai sesuatu yang indah, murni, dan penuh kelembutan—seperti halnya seorang putri yang dijaga dalam istana kaca.”

Baca Juga  Pembuktian " Formil " dan Pembuktian " Materil".

Nama itu juga mencerminkan bentuk penyajiannya: pempek dibungkus transparan dengan plastik bening atau dibalut daun pisang yang halus, lalu disajikan rapi dalam wadah seperti tampak di dalam kaca — menghadirkan estetika visual yang menggoda selera.

Buya RM Henri Rivai menambahkan: “Cita rasa yang halus dan presentasi yang anggun membuat Pempek Putri dalam Kaca ini seperti ‘puisi yang bisa dimakan’.”

Cara Membuat Pempek Putri dalam Kaca

Dalam Buku Tradisi Palembang dan Makanan Khas (1997) mengetengahkan tulisan bahwa membuat Pempek Putri dalam Kaca memerlukan ketelatenan dan cinta terhadap tradisi. Berikut proses pembuatannya:

Resep Asli dari Palembang

Pempek Putri dalam Kaca adalah salah satu jenis pempek yang berasal dari Palembang. Berbeda dengan pempek lainnya, Pempek Putri dalam Kaca dibuat dari adonan sagu yang dibentuk dan dibungkus dengan daun yang dipotong halus. Berikut adalah cara pembuatan Pempek Putri dalam Kaca:

Bahan-bahan:

– Sagu
– Air
– Daun yang dipotong halus
– Sisa nasi (opsional)

Cara Pembuatan:

1. *Membuat Adonan*: Sagu dicampur dengan air dan sisa nasi (jika menggunakan) hingga membentuk adonan yang elastis.
2. *Membentuk Pempek*: Adonan dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan dan dibungkus dengan daun  yang dipotong halus.
3. *Menggoreng Pempek*: Pempek yang telah dibungkus kemudian digoreng hingga matang.
4. *Sajikan*: Pempek Putri dalam Kaca siap disajikan.

Baca Juga  Wewangian dalam Haji antara Sunah dan Larangan

Pempek Putri dalam Kaca memiliki rasa yang unik dan tekstur yang kenyal. Makanan ini merupakan salah satu kekayaan kuliner Palembang yang patut dilestarikan dan dinikmati..

Makna dalam Setiap Sajian

Sebagaimana yang dikemukakan, Buya RM Henri Rivai, masyarakat Palembang kerap menyajikan Pempek Putri dalam Kaca dalam acara adat seperti lamaran, khitanan, hingga syukuran keluarga. Makanan ini melambangkan kesucian niat, keanggunan hati, dan kehangatan dalam menyambut tamu.

“Ini bukan hanya soal makan, tapi tentang bagaimana kita menghormati tamu dan menunjukkan cinta pada leluhur,” ujar Buya Henri Rivai dalam sebuah diskusi budaya di Balai Adat Palembang.

Dengan bentuknya yang sederhana tapi elegan, Pempek Putri dalam Kaca mengajarkan kita tentang estetika kuliner Melayu: tidak harus mewah untuk menjadi berharga.

 Warisan Rasa dan Budaya Palembang

Pempek Putri dalam Kaca bukan sekadar kudapan, tapi narasi hidup orang Palembang. Ia menjadi warisan rasa yang menyentuh hati, mempererat silaturahmi, dan menjadi cermin betapa makanan bisa menjembatani nilai dan cinta pada tradisi.

Di balik setiap bungkusan yang bening itu, tersembunyi rasa, makna, dan jejak tangan-tangan ibu yang sabar — dan dari situlah, makanan ini layak terus dihidupkan, dikenang, dan dilestarikan.

Penulis: Bangun Lubis

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button