“Antrean Solar Tak Kunjung Usai — Sopir Terlunta, Warga Resah Jalan Macet”
Warga Ikut Resah karena Kemacetan”

Antrian Solar Mengular, Sopir Menjerit — Ada Apa dengan Penyaluran Pertamina?
BritaBrita.com, PALEMBANG — Krisis solar subsidi kembali mencuat. Antrean panjang kendaraan pengangkut barang dan angkutan umum terlihat di berbagai SPBU di Palembang, bahkan mulai merembet ke sejumlah daerah lain di Sumatera Selatan. Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar: ada apa dengan penyaluran BBM subsidi?
Berdasarkan pantauan langsung di lapangan, Senin (20/10/2025), antrean kendaraan di sejumlah SPBU mengular hingga ke badan jalan. Puluhan truk dan kendaraan niaga terpaksa parkir berjam-jam demi mendapatkan jatah bahan bakar jenis Bio Solar. Kondisi ini tidak hanya mengganggu arus lalu lintas, tetapi juga menimbulkan keresahan sopir serta warga sekitar.
Salah satu lokasi yang mengalami antrean terpanjang adalah SPBU di kawasan KM 7 Palembang. Antrean solar di titik ini bahkan mencapai ratusan meter. Asmuni (41), sopir truk ekspedisi, mengaku sudah terbiasa antre berjam-jam setiap kali mengisi solar subsidi. “Kalau lagi ramai, antre bisa sampai lima jam. Bahkan dalam sehari bisa antre tiga kali — pagi, siang, dan malam. Tapi ya tetap saja solar cepat habis,” keluhnya.
Hal senada disampaikan Rahmadi (34), sopir angkutan barang yang juga ikut antre di SPBU KM 7. Ia menuturkan antrean panjang ini sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir dan belum ada tanda-tanda membaik. “Kadang kita berangkat kerja malah habis waktu untuk antre BBM. Kalau tak dapat solar, ya tak jalan. Sementara barang harus diantar tepat waktu,” ujarnya.
Selain sopir, warga sekitar juga ikut merasakan dampak antrean yang semakin panjang. Ibu Rita Astuti (39), warga sekitar SPBU, mengeluhkan kemacetan lalu lintas yang hampir terjadi setiap hari. “Kalau pagi sampai sore macet terus. Kendaraan berat parkir di pinggir jalan bikin jalan sempit. Anak-anak sekolah sama pekerja jadi terganggu,” ujarnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean panjang ini tidak hanya terjadi di satu lokasi. Beberapa SPBU di kawasan Demang Lebar Daun, KM 7, dan Jalan Alang-Alang Lebar mengalami kondisi serupa. Solar subsidi habis lebih cepat dari biasanya, memaksa sebagian sopir mencari SPBU lain atau mengisi di luar kota.
Para sopir menduga tingginya permintaan solar dan keterbatasan pasokan menjadi penyebab utama antrean mengular. Selain banyaknya kendaraan angkutan barang, antrean panjang juga dipicu oleh meningkatnya aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun, yang membuat kebutuhan BBM melonjak tajam.
Meski belum ada pernyataan resmi dari pihak perusahaan maupun aparat terkait, kenyataan di lapangan menunjukkan situasi ini sudah mengganggu aktivitas masyarakat secara luas. Para sopir berharap pemerintah dan pihak terkait segera mencari solusi agar antrean tidak terus terjadi setiap hari.
“Kalau seperti ini terus, ya kami yang susah. Solar habis, barang tak jalan, semua ikut terganggu,” tutur Asmuni dengan nada lelah.
Kondisi di SPBU Palembang kini menjadi potret nyata persoalan penyaluran solar subsidi yang perlu perhatian serius. Antrean panjang, waktu tunggu hingga lima jam, kemacetan jalan, dan aktivitas warga yang terganggu bukan lagi hal sepele. Jika tidak ada langkah cepat, dampaknya bisa lebih luas terhadap pergerakan ekonomi daerah.
Editor: Bangun Lubis



