Purbaya Dilirik Partai Politik, Pengamat: Sebaiknya Tetap Fokus Menata Keuangan Negara

Oleh: Albar Santosa Subari – Dewan Pakar Bakti Persada Masyarakat Sumatera Selatan
Palembang — Baru sebulan menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, nama Purbaya mulai mencuri perhatian publik.
Sejumlah kebijakan yang diluncurkan dinilai membawa angin segar bagi perekonomian nasional, memberikan harapan baru bagi masyarakat akan arah pengelolaan keuangan negara yang lebih transparan dan berkeadilan.
Namun, kepopulerannya yang meningkat pesat kini menarik perhatian sejumlah partai politik. Beberapa partai disebut-sebut mulai melirik Purbaya untuk bergabung, meski hingga kini ia belum menunjukkan ketertarikan.
Sejumlah pengamat politik yang diwawancarai Metro TV menyebutkan bahwa Purbaya lebih memilih fokus menjalankan amanah negara daripada terseret ke arena politik praktis.
Sebagai pengamat hukum dan politik, yang juga Dewan Pakar Bakti Persada Masyarakat Sumatera Selatan, menilai langkah tersebut tepat.
“Sebaiknya Purbaya tetap fokus menata keuangan negara. Selama ini rakyat sudah terlalu lama merasakan dampak dari kebijakan yang lebih berpihak pada kepentingan politik dibanding kesejahteraan publik,” ujarnya.
Menurutnya, ketika seorang menteri berasal dari partai politik, sering kali arah kebijakannya dipengaruhi oleh kepentingan partai.
“Menteri yang berasal dari partai tentu tidak sepenuhnya bebas. Dalam banyak kasus, keputusan yang diambil lebih menguntungkan kelompok atau golongan tertentu dibanding rakyat banyak,” tegasnya.
Albar menambahkan bahwa banyak kasus masa lalu menunjukkan mantan pejabat partai atau menteri yang akhirnya terjerat persoalan hukum akibat penyalahgunaan kewenangan. Sebaliknya, seorang menteri profesional yang tidak terikat partai akan lebih independen, bekerja berdasarkan keahlian dan tanggung jawab moral kepada presiden serta rakyat.
“Menteri adalah pembantu presiden, bukan petugas partai. Jika seorang menteri profesional berkomunikasi langsung dengan presiden, maka kebijakan yang dihasilkan akan lebih murni demi kepentingan rakyat,” ujarnya menegaskan.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam dunia politik, popularitas sering kali digunakan sebagai modal menjelang pemilihan umum.
“Tidak tertutup kemungkinan kepopuleran seseorang dipersiapkan sebagai alat untuk menarik simpatisan menjelang Pemilu 2029,” ungkapnya.
Akhirnya, Albar berharap agar Purbaya tetap teguh menjaga profesionalismenya di tengah godaan politik.
“Saya yakin masyarakat luas mendukung beliau untuk tetap fokus di bidang keuangan negara. Karena profesionalisme yang tulus jauh lebih bernilai daripada ambisi politik,” tutupnya.



