PENDIDIKAN

Eksistensi Bahasa, Sastra, dan Kearifan Lokal di Era Digital: Seminar Bahasa dan Sastra FKIP Universitas Tridinanti

BritaBrita.com, PALEMBANG — Di tengah gempuran arus digitalisasi yang semakin masif, eksistensi bahasa, sastra, dan kearifan lokal Indonesia menghadapi tantangan dan peluang besar. Masyarakat, khususnya generasi muda kini hidup dalam era serba cepat, di mana informasi tersebar dalam hitungan detik dan pembelajaran pun dituntut mengikuti perkembangan era ini.

Guna menghadapi tantangan tersebut, FKIP Universitas Tridinanti menggelar acara Seminar Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah dengan tema “Eksistensi Bahasa, Sastra, dan Kearifan Lokal di Era Digital” pada Sabtu, 21 Juni 2025 di Aula Fakultas Ekonomi Lantai 3 Kampus Universitas Tridinanti.
Dekan FKIP Universitas Tridinanti, Nyayu Lulu Nadya, S.Pd., M.Pd. mengatakan, kegiatan seminar ini merupakan luaran (proyek akhir) mata kuliah seminar Bahasa dan Sastra Indonesia yang nantinya akan dijadikan prosiding untuk artikel yang telah dibuat/ dipersiapkan mahasiswa dengan bahasan tentang bahasa, sastra, bahkan tentang pendidikan.

Baca Juga  Terkait Pembatalan Ijazah, Rektor UKB: Kita Sudah Konfirmasi Secara Timbal Balik Terhadap Mahasiswa Yang Bersangkutan

“Ini merupakan prosiding pertama di Prodi Bahasa Indonesia FKIP Universitas Tridinanti, progres pengerjaannya saat ini masih tahapan pengecekan turnitin (cek plagiasi), mudah-mudahan selesai acara ini bisa segera diterbitkan,” ungkapnya.

Lulu menambahkan, mengenai alasan memilih tema pembelajaran bahasa dan sastra dikaitkan dengan era digital, hal ini dikarenakan menyesuaikan kondisi sekarang yang memang sudah serba digital. “Tentunya tema tersebut mengikuti keinginan mahasiswa, kebutuhan, dan peluang saat ini, sehingga pembelajaran diarahkan mengikuti perkembangan era digital. Setiap belajar mahasiswa lebih suka menggunakan gawai dalam kegiatan menulis cerpen, puisi dibandingkan kegiatan menulis tangan/manual, termasuk pengumpulannya bisa diarahkan ke berbagai saluran termasuk media sosial, “tambahnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Tridinanti Prof. Dr. Ir. H. Edizal, AE., MS. mengatakan, bahwa budaya bangsa dan bahasa harus dapat beradaptasi dan tumbuh di era digital. “Sastra tradisional dan kearifan lokal kini tidak lagi terpaku pada buku cetak atau pertunjukan konvensional, namun harus dikemas dalam bentuk visual menarik, menjadi konten edukatif yang mudah diakses masyarakat luas.” ungkapnya.

Ia menambahkan, Era digital bukanlah ancaman, tetapi peluang untuk menghidupkan kekayaan budaya daerah dan bahasa yang kita miliki. “ Yang terpenting ialah bagaimana kita bisa memanfaatkannya era digital dengan inovasi dan kreativitas dengan baik”,tambahnya.

Seminar Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (SEBASANTARA) 2025 FKIP Universitas Tridinanti mengadirkan narasumber nasional yakni Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M.Pd. (Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan), Dr. Mariam Lidia Mytty Pandean, S.S., M. Hum. (Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara) dan Dr. Helaluddin, M. Pd. (UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Serang, Banten).

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button