Kisah Spiritual Maria Febe “Muallaf”: Suara Azan yang Mengetuk Hati Sang Bintang Bulu Tangkis

BritaBrita.com, JAKARTA, 4 November 2025 – Perjalanan hidup Maria Febe Kusumastuti, mantan pebulutangkis tunggal putri Indonesia, membuktikan bahwa pencapaian sejati tak hanya diukur dari gelar dan medali, tetapi juga dari kedamaian batin yang ditemukan dalam perjalanan menuju Tuhan.
Lahir di Boyolali, Jawa Tengah, pada 30 September 1989, Maria Febe dikenal sebagai sosok yang tenang dan pekerja keras di lapangan. Di masa jayanya, ia menjadi salah satu andalan Indonesia, menembus peringkat ke-18 dunia versi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada 2010. Ia juga turut membawa tim Indonesia meraih medali perunggu di ajang Piala Uber dan Asian Games tahun yang sama—pencapaian yang tak mudah di era dominasi atlet Tiongkok dan Korea.
Namun, di balik gemerlap prestasi itu, tersimpan kisah spiritual yang begitu menyentuh. Maria Febe ternyata telah lama tertarik pada Islam, bahkan sejak masa mudanya. Ia mengaku sering tertegun setiap kali mendengar suara azan berkumandang—suara panggilan yang awalnya asing, namun justru menenangkan hatinya.
> “Setiap kali dengar azan, hati saya bergetar. Ada rasa damai yang sulit dijelaskan,” ungkap Maria Febe dalam satu wawancara yang sempat beredar di media sosial.
Dari rasa itu, lahir keinginan yang semakin kuat untuk mengenal Islam lebih dalam. Tak ada paksaan, tak ada dorongan dari luar—hanya pencarian sunyi seorang perempuan yang ingin memahami arti tunduk kepada Sang Pencipta. Hingga akhirnya, ia mantap mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi seorang mualaf.
Keputusannya itu menandai babak baru dalam kehidupannya. Maria Febe tidak lagi sekadar dikenal sebagai atlet berprestasi, tetapi juga sebagai pribadi yang menemukan cahaya iman setelah perjalanan panjang di dunia olahraga.
Kini, di luar arena bulu tangkis, Maria Febe aktif berbagi pengalaman hidupnya. Ia berbicara tentang ketenangan, rasa syukur, dan pentingnya menemukan makna sejati dalam setiap langkah kehidupan.
> “Hidup bukan hanya soal menang, tapi tentang bagaimana kita menemukan arah yang benar. Dan saya menemukannya dalam Islam,” ujarnya penuh keyakinan.
Kisah Maria Febe adalah pengingat bagi siapa pun, bahwa hidayah bisa datang dari arah yang tak disangka—bahkan dari suara azan yang menggema di kejauhan. Sebuah panggilan lembut yang mampu menembus hati, menuntun jiwa menuju cahaya kebenaran.
“Di setiap hati yang mendengar, selalu ada peluang untuk kembali kepada-Nya.”
Editor: Bang Bangun Lubis



